Perempatfinal Piala Dunia 2010

Tak terasa gelaran Piala Dunia 2010 sudah mencapai perempatfinal. Bagaimana nasib negara jagoan Anda? Masih lolos? Atau sudah tersingkir? Yang pasti lanjutan Piala Dunia, dengan atau tanpa jagoan Anda, akan tetap menarik..

Untuk sementara pertandingan akan rehat dulu, lanjut lagi Jum’at malam pukul 21.00 WIB. Nah, inilah preview perempatfinal yang akan segera digelar

Brazil vs Belanda (Jum’at 2 Juli 21.00)

Negara bintang lima Brazil terus melaju. Seperti yang pernah saya tulis, tim Samba (julukan Brazil) tampil semakin garang jika kondisi tim tidak overconfidence. Penampilan waspada Brazil, walau sedikit mengurangi intensitas jogo bonito, berhasil menghempaskan sesama negara Latin, Chile, dengan skor telak 3-0. Brazil bakal bertemu dengan tim yang juga identik dengan permainan indah tapi kini sedikit bermain pragmatis juga, yakni tim oranje Belanda. Belanda lolos dengan mengalahkan tim kejutan, Slovakia, dengan skor 2-1.

Untuk pertandingan ke depan, Brazil dilanda kegundahan karena kartu kuning yang diterima Kaka. Entah skandal atau bukan, kartu kuning seolah terlalu mudah diberikan kepada si tampan yang terkenal santun dan sportif itu. Jika Kaka kena kartu kuning lagi, tentu bakal jadi kerugian besar karena bakal misses next match. Sedangkan Belanda, keresahan yang muncul adalah dari sang ujung tombak, Robin van Persie, di mana ia terlihat amat kecewa terus diganti sebelum pertandingan usai.

Pendapat saya sendiri, laga ini bakal dimenangi Brazil dengan skor ketat. Secara teknis kedua tim berimbang, tapi dari segi mental juara Brazil masih unggul. Dalam pertemuan terakhir di PD (semifinal PD 1998), Brazil menang adu penalti berkat kepahlawanan kiper Taffarel. Menarik ditunggu apakah laga bakal berlangsung sampai adu penalti, atau 90 menit laga sudah cukup untuk salah satu tim mengalahkan.Menurut Anda?

Uruguay vs Ghana (Sabtu 3 Juli 01.30)

Juara dunia dua kali, Uruguay, melaju ke perempatfinal berkat kemenangan 2-1 atas Korsel, hasil 2 gol cantik Luis Suarez. Inilah kali pertama mereka kembali ke perempatfinal setelah terakhir di PD 1990. Uniknya, mereka melakukannya setelah kembali dilatih sang pelatih PD 1990, Oscar Tabarez. Sedangkan lawannya nanti adalah tim Afrika terakhir yang masih bertahan, Ghana, yang menang 2-1 atas AS lewat perpanjangan waktu di perdelapanfinal.

Uruguay dalam form yang oke, terlebih lini pertahanan yang sangat solid (baru kebobolan 1 gol) dan duet Forlan-Suarez yang makin oke. Sedangkan Ghana bakal mendapat suntikan moral ekstra karena seluruh Afrika mengharapkan kejayaan mereka demi kebanggaan benua hitam.

Menurut pendapat saya, Ghana bakal melaju ke semifinal walaupun harus melalui laga alot. Dukungan ekstra Afrika menjadi faktor penting. Lebih dari itu, saya memang mengharap ada satu wakil benua penyelenggara di semifinal agar lebih rame, tidak melulu dikuasai Amerika Latin, dan sebagai tanda kebangkitan Afrika (setelah Asia menunjukkan taring di PD2002) yang artinya akan semakin membuat menarik Piala Dunia selanjutnya. Anda berbeda pendapat dengan saya?

Jerman vs Argentina (Sabtu 3 Juli 21.00)

Jerman lolos dengan meyakinkan atas sesama favorit juara, Inggris, 4-1. Walaupun diwarnai kontroversi tidak disahkannya gol frank Lampard, tapi dari segi permainan Panser memang menang mutlak dari The Three Lions. Di perempatfinal, Panser bakal menemui duel sengit dengan sesama favorit juara yang lain, Argentina. Tim Tango lolos dengan kemenangan 3-1 atas Meksiko, diwarnai satu gol kontroversial dan satu gol indah dari Carlos Tevez.

Tim muda Panser (usia rataannya termuda setelah Ghana) tampil sangat menjanjikan sejauh ini, dimotori oleh Thomas Mueller dan si muslim imigran dari Turki, Mesut Ozil. Permainan yang makin nyetel membuat Tango harus ekstra waspada. Yang akan menjadi kunci utama Tango tentu saja pemain terbaik dunia Lionel Messi. Walaupun sejauh ini belum mencetak gol, Messidona selalu mengobrak-abrik petahanan lawan dan menjadi sumbu gol tim.

Saya bingung memprediksi hasil laga ini. Di satu sisi Jerman lebih menggebrak dan stabil (antara serangan dan pertahanan). Tapi di timnas Argentina ada Messi, yang sentuhannya begitu memukau dunia. Well, prediksi saya adalah laga berakhir dengan adu penalti. Terserah siapa yang menang, selamat melaju ke semifinal! Bagaimana prediksi Anda?

Spanyol vs Paraguay (Ahad 4 Juli 01.30)

Juara Eropa Spanyol melaju mulus ke perempatfinal dengan kemenganan 1-0 atas tetangga semenanjung Iberia, Portugal. David Villa kembali menjadi aktor kunci, dengan support penting 5 pemain inti yang akan menyambutnya musim depan di Barcelona. Lawan yang akan dihadapi adalah wakil Amerika Latin, Paraguay, yang menang adu penalti 5-3 atas wakil Asia terakhir, Jepang, setelah sebelumnya laga berakhir imbang 0-0.

Optimisme tinggi patut meliputi kubu Spanyol. Terlebih permainannya terus membaik semenjak kekalahan dari Swiss. Permainan cantik dengan umpan satu dua dan ball possesion ala Barcelona, berhasil membunuh satu per satu lawannya. Sedangkan Paraguay juga tak kalah euforianya. Inilah keberhasilan pertama mereka melaju ke perempatfinal.

Di atas kertas, tidak banyak kesulitan dihadapi tim Matador, Spanyol. Kecuali jika Paraguay bermain pragmatis, superdefensif ala Jose Mourinho. Bila Paraguay bermain terbuka, niscaya kemenangan akan mutlak dimiliki Spanyol. Toh, Paraguay tercatat selalu hanya bisa menang sekali dalam satu Piala Dunia. “Jatah menang” itu sudah digunakan di fase grup melawan Slovakia (3 laga lain berakhir imbang). Jadi, muncullah retorika menggelitik. Inikah saat yang tepat untuk kalah, Paraguay? Haha.. Bagaimana, Anda setuju?

Pengalaman Sholat di Masjid Bandung-2

Assalamu’alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh

Melanjutkan tulisan pengalaman sholat yang pertama, kali ini ganti cerita di masjid-masjid besar kota Bandung. Daripada mengulur waktu, langsung saja. Check this out!

1. MASJID SALMAN ITB

Inilah masjid besar yang paling sering saya ke sana. Yaeyalah, lha wong masjid kampus. Kalau jeda kuliah, kegiatan unit agama, mentoring, dll pasti ke masjid Salman. Pionir masjid kampus Indonesia ini luar biasa dari segi kenyamanan, luar dan dalam.

Untuk berbagai hal, bisa dibilang ini masjid kampus (yang juga menjadi masjid besar untuk masyarakat umum) dengan fasilitas sangat komplet. Masjid ini adalah laboratorium rohani bagi masyarakat kampus ITB. Jika ingin mengembangkan skill organisasi sekaligus dakwah ada Gamais ITB, meningkatkan pemahaman akan AlQuran ada Mata’ (Majelis Ta’lim), kepemudaan ada Karisma, pengembangan teknologi ada Pustena. Mantap lah buat mahasiswa.

Di Salman juga membuka beragam lembaga profesional dengan berbagai program unggulan, di antaranya LPES (Lembaga Pengembangan  Ekonomi Syariah), LMS (Lembaga Muslimah Salman), Sekolah Pra Nikah (waow..), Parenting Class, dan masih banyak lagi. Kantin, toko, optik, servis komputer, counter pulsa, perpustakaan, tempat parkir, lapangan rumput, semua ada di Salman. Asrama mahasiswa juga tersedia. Waduh, karena sangat banyak untuk dijabarkan satu-satu, silakan buka http://salmanitb.com/ aja deh.. 🙂

Next, mengenai masalah pra-sholat. Adzan dikumandangkan dengan merdu, terdengar sampai kampus (oya, bagi yang belum tahu, antara kompleks Salman dengan kampus dibatasi oleh jalan Ganesha). Setelah adzan, shof-shof depan langsung berdiri sholat rowatib. Banyak banget yang sholat sunah, menjadikan suasana menyejukkan. Kemudian iqomah juga dikumandangkan dengan mikrofon.

Lalu untuk sholat, subhanallah, di masjid ini kondisinya hampir mendekati sempurna untuk menuju kekhusuyukan. Bagaimana tidak, lantunan ayat suci Alquran dari sang imam (biasanya imam sudah merupakan pilihan, dari asrama atau pembina Salman) sangat indah, sepanjang apapun ayatnya bisa dinikmati dengan hati yang gerimis merindu Allah. Shof rapat karena mayoritas mahasiswa, sudah tahu bagaimana shof seharusnya lah. Tingginya kuantitas jamaah juga Insya Allah menambah lipat pahala dan probabilitas kekhusyukan. Hawa di Salman juga sangat nyaman (kalau di luar panas, di Salman sejuk. Kalau di luar dingin, di dalam Salman hangat. Tanya kenapa). So, kalau sampai ga khusyuk sholat di Salman, yang paling mungkin adalah karena bawaan internal, entah sebelum sholat membawa beban tugas kuliah, kepikiran laporan praktikum, dsb. Naudzubillahi min dzalik.

Lanjut pasca sholat, kebiasaan yang kusuka. Dzikir tenang terlebih dahulu. Di bawah kesejukan dan keindahan atap masjid Salman, indahnya… Bersyukur banget bisa sholat dalam frekuensi besar di masjid ini.

Oya, ada satu trivia. Jika sholat di masjid Salman, tidak dijumpai kaligrafi Allah dan Muhammad. Jadi, memang polos. Kadang aku bingung memikirkan itu (karena mayoritas besar masjid ada). Toh, akhirnya aku tidak terlalu dalam mempertanyakan. Tingginya frekuensi ibadah, acara dakwah, silaturahmi, dan nilai Islami yang dijunjung membuktikan kebesaran masjid ini, tanpa harus memiliki kaligrafi.

Di masjid Salman, bila ada khutbah pasti isinya sangat menarik dan berbobot. Pembicaranya oke punya. Terlebih di bulan Ramadhan, semakin beragam da’i okenya dengan kedatangan menteri, gubernur, rektor, dan orang-orang penting lainnya. Memang tidak terlalu penting sih siapa yang menyampaikan, tetapi isinya harus diakui sangat mengagumkan. Pokoknya, sholat dan berkegiatan di Salman, mantap abizz!!

2. Masjid Agung, Alun-Alun Kota Bandung

Terus terang saya baru pernah sekali sholat di masjid ini. Tepatnya sholat dhuhur, saat awal-awal keliling Bandung naek sepeda motor yang baru dikirim dari Solo. Masjid ini, seperti namanya, merupakan masjid yang sangat besar, mungkin (atau emang dah pasti ya) dengan kapasitas maksimal jamaah terbesar di Bandung. Mungkin tiga kali lebih besar dari masjid Salman.

Di masjid agung, interior luar dalamnya mantap gan. Untuk urusan pra-sholat, saya tidak tahu banyak karena hanya sekali ke sana. Yang jelas, adzan dikumandangkan dengan sangat merdu (entah berapa jauh jangkauannya kalau masjid agung gini). Jeda untuk sholat rowatib qobliyah cukup lah. Setelah itu iqomah juga dikumandangkan dengan mikrofon.

Saat sholat, karena saya ke sana untuk sholat Dhuhur, tidak tahu donk bagaimana bacaan imamnya. Well, kondisi pasca-sholat, seperti Salman, dzikir dengan tenang. Nice.

Sebagai masjid agung tentu saja masjid ini paling banyak digunakan untuk event dakwah ekstrabesar. Tapi sekali lagi, saya belum pernah ke sana selain sholat Dhuhur itu. Kalau ada event dakwah, ya ikutnya yang di Salman. Oya, ramai banget di sekitar halaman masjid ini. Konsentrasi niaga yang tinggi. Efek sampingnya, di kondisi seperti amat rawan pencurian, terutama sandal. Harus disempatkan menitipkan sandal/sepatu kepada petugas sebelum wudhu dan sholat.

3. Masjid PUSDAI, Jalan Diponegoro

Sama dengan frekuensi minim ke Masjid Agung, saya baru satu kali ke Masjid PUSDAI (PUSat DAkwah Islam). Tepatnya saat acara Gamais (Keluarga mahasiswa Islam ITB), lupa dulu pelantikan anggota apa ya. Saya sempat di sana untuk sholat Ashar dan Maghrib.

Datang terlambat untuk acara gamais di masjid ini karena menjadi peserta di kegiatan himpunan, saya yang ke sana bersama teman satu fakultas, langsung membaur ke pelataran masjid. Di sana ada game kecil, lalu pemberian materi oleh kang Ridwansyah Yusuf Achmad, atau akrab disapa kang Ucup, eks kepala Gamais yang saat itu menjabat sebagai presiden Kabinet Keluarga Mahasiswa ITB (oya, blog beliau bagus banget lho.. buka saja via blogroll saya).

Setelah sesi materi selesai, lalu sholat Ashar. Karena ini masjid besar, tempat wudhunya banyak banget. Segar sekali wudhu di sana (emang wudhu di masjid Bandung kalau ga segar ya dingin). Adzan dan iqomah dikumandangkan dengan merdu, dengan mikrofon. Jeda waktu azan-iqomah normal lah. Bacaan sholat sang imam waktu Ashar tidak tahu, sedangkan waktu Maghrib cukup indah. Well, untuk pasca-sholat, kondisinya sama dengan di masjid agung.

Oya, interior dalam masjid ini indah banget. Waktu saya di sana, ba’da sholat ashar dipakai buat akad nikah. Sudah interior dalam dasarnya emang bagus, terus ada tambahan pernak-pernik indah nikahan. Wow.. recommended place for ijab qabul. Eh, sudah2, ntar malah membahas nikah. Masih lama itu..

Sholat di PUSDAI juga cukup ideal. Bahkan konon kalau sholat tarawih, bacaan-bacaan imamnya luar biasa indah, sayang saya belum sempat mencoba tarawihan di sana. Kalau ga di DarudDa’wah ya di Salman sih. Maybe next Ramadhan…Oya, info mengenai masjid ini di http://pusdai.com/

4. Masjid Ponpes Cibiru

Sejujurnya, saya lupa nama masjid dan ponpesnya. Pokoknya letaknya di Cibiru, tapi bukan masjid raya Cibiru. Saya ke sana waktu acara Pendekar Gamais. Dari jalan raya utama (dari Cicaheum ke arah Gedebage), masih jalan ke atas bukit cukup jauh, menanjak dan (sayangnya) bergelombang.

Masjid di kompleks pesantren yang luas ini sangat nyaman untuk ibadah dan kegiatan. Udara di sana dingin, namanya juga di atas bukit. Sholat di sana, untuk kondisi pra-sholat, saat sholat, pasca-sholat cukup ideal. Seperti masjid besar yang sudah diceritakan di atas. Tetapi, mungkin saya baru bakal ke sana lagi kalau ada acara gamais, lha gimana jauh banget gitu..

Nah, itu tadi cerita mengenai “wisata rohani” masjid Bandung bagian kedua. Saya belum mengunjungi masjid Daarut Tauhid tempatnya Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) yang terkenal itu. Atau kunjungan ke masjid kampus lain semisal UPI dan Unpad juga belum. Masjid IT Telkom sebenarnya pernah tapi hanya sekali, mungkin bakal diceritakan nanti di bagian selanjutnya.

Terima kasih sudah menyempatkan untuk membaca, terlebih jika berkenan memberi komentar. semoga bermanfaat.

Pengalaman Sholat di Masjid Bandung-1

Assalamu’alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh…

Setelah sekian judul membahas Piala Dunia yang sedang rame-ramenya itu, refresh dulu dengan yang lebih segar. Saya mau share pengalaman sholat atau bisa dikatakan “wisata rohani” di masjid-masjid di kota Bandung. Yuph, sudah dua tahun ini saya di kota kembang. Sudah banyak masjid tempat saya sholat. Semuanya indah dan punya cerita sendiri-sendiri. Insya Allah menarik.

Untuk menceritakannya, saya bagi dua part aja deh. Part pertama ini mengenai masjid-masjid yang ada di lingkungan kosan dulu, sedangkan part kedua nantinya bakal menceritakan masjid-masjid dengan lingkup yang lebih akbar. Tertarik membaca lebih lanjut? terima kasih. Yuk, langsung saja kita ke TKP..

1. Masjid Al-Ikhlas, gang Abah Winata

Ini masjid yang paling dekat dengan kos pertama saya di Bandung. Jaraknya sangat dekat, bahkan diukur dengan penggaris juga ga lelah. Kurang lebih 3 meter (deket banget kan? lha wong cuma dibatasi jalan gang). Karena saya hampir dua tahun berada di Kosan Romlah Abah Winata, jadi ya selama dua tahun di masjid ini saya paling sering sholat. Sebelum masuk cerita sholat, ada hal unik nan positif dari keberadaan masjid ini. Yakni tiap sekitar setengah jam sebelum sholat Subuh,ada pemberitahuan “alhamdulillahil ladzi ahyana ba’da ma amatana wailaihin nusyur.. Waktos jam (sekian–maksudnya jam tepat saat itu)…waktos sholat subuh jam (sekian)..”. Singkatnya, dibangunkan setengah jam sebelum sholat subuh. Karena letak kos yang sangat dekat dengan masjid, saya 99% terbangun, dan alhamdulillah bisa sholat lail plus sholat subuh tepat waktu.

Lanjut ke masalah pra-sholat. Ada bapak-bapak sepuh (tua) yang menjadi imam utama, pokoknya kalau bapak ini belum datang, lama banget dah nunggu iqomahnya. Well, bapak itu memang hafalan dan bacaannya oke punya. Oya, untuk iqomah di masjid ini ga pake mikrofon. Mungkin sebuah pembudayaan juga agar jamaah berangkat segera setelah mendengar adzan, bukannya menunggu iqomah. Nice.

Kalau ada yang sangat mengganjal dalam sholat, jarak antar jamaah sangat renggang! Sebagai catatan, mayoritas jamaah di sini adalah orang sepuh (veteran), minoritasnya para anak kos. Dan orang sepuh itu tidak bisa membentuk shof rapat. Kalau kaki didekatkan dengan kaki beliau agar saling merapatkan shof, eh malah menyingkir atau mengatup.  Kalau ditegur secara halus, eh mboten mireng (tidak dengar dan tidak menggubris, entah beneran tidak dengar atau pura-pura). Ya Allah. Akan sangat bersyukur jika dua orang yang mengapit di shof adalah anak muda, utamanya sesama ITB. Pasti rapat dan kekhusyukan sholat lebih terjaga.

Untuk pasca-sholat, saya suka kondisi di masjid ini. Semuanya default langsung dzikir. Ga langsung salam-salaman. Setelah selesai dzikir dan sholat rowatib ba’diyah, baru bersalam-salaman sambil menebar senyum. Nah, kali ini nice lagi.

2. Masjid DarudDa’wah, jalan Pelesiran

Ini masjid terdekat kedua dari kosan lama setelah masjid Al-Ikhlas tadi. Jaraknya sekitar 50 meter (dekat juga kan?). Kalau di masjid Al-Ikhlas mayoritasnya orang sepuh, nah di sini mayoritasnya mahasiswa. Saya biasa sholat di masjid ini saat Magrib, Isya, atau sholat Jum’at.

Bicara soal interior dan kenyamanan, masjid ini oke punya. Tempat wudhu bersih. Lantai kayu bagus. Terdiri dari 2 lantai (ikhwan di bawah, akhwat di atas). Interior mantap. Dan jaburan Ramadhannya enak-enak (weleh). Untuk masjid-masjid di sekitar kosan kampus, inilah masjid favorit saya.

Masalah pra-sholat. Di masjid ini adzan dan iqomah pake mikrofon, dengan jeda yang normal untuk sholat rowatib qobliyah. Imam lebih ‘bebas’, terserah mahasiswa yang mau maju jadi imam. Kemudian sholatnya, alhamdulillah wa syukurillah, karena banyak mahasiswa jadi kerapatan shof terjaga. Jadi lebih khusyuk deh. Bacaan sholatnya juga lumayan indah. Budaya pasca sholat? Langsung dzikir juga, bedanya di sini mayoritas hanya bersalam-salaman dengan jamaah yang sudah dikenal saat sama-sama meninggalkan masjid. Kalah dari Al-Ikhlas.

Oya, mengenai khutbah yang ada di masjid ini. Khotibnya pasti oke-oke. Di antara yang oke itu, ada dua yang paling menonjol. Pertama, sang khotib ( lupa namanya) yang khutbahnya sangat semangat, kadang-kadang diselipi bahasa Sunda yang membuat jamaah tertawa (saya ikut tertawa walau ga tahu artinya..haha), dan ini satu-satunya khotib sholat Jum’at yang bisa membuat seluruh jamaah mendengar dengan antusias. Biasanya sih, ada aja minimal satu orang yang tertidur atau terkantuk-kantuk. Ya, itu membuktikan betapa hebat pembawaannya. Kedua, ada khotib yang rumahnya tepat di sebelah masjid, Bapak Suwarno. Pak dosen medan elektromagnet ini selalu membuat jamaah termotivasi karena isi khutbahnya menceritakan pengalaman beliau di luar negeri. Kata pembuka setelah salam, “Kemarin saya baru saja ke (Jepang, Afsel, dll– tergantung yang baru beliau kunjungi)..”. Wow.. mahasiswa tentu sangat antusias. Sebagai sesama orang asli eks-karesidenan Surakarta, saya juga ingin seperti Anda, Pak Warno! Menjadi dai dan engineer yang sukses…

Oya, masjid ini dekat dengan warung-warung makan. Jadi setelah sholat Dhuhur atau Magrib, jamaah bisa sekalian mampir warung untuk makan siang dan makan malam. Good.

3. Dua masjid di dekat kosan sahabat saya, Cigadung

Wah, saya lupa nama masjidnya.. salah satunya Al-Burhan kalau ga salah. Yah, saya hanya sempat sholat di masjid itu saat sholat Subuh, sehabis malamnya belajar bareng menjelang UTS atau UAS. Ada persamaan di masjid itu, yakni jamaahnya berbasis salah satu organisasi Islam terbesar di tanah air.

Untuk pra-sholat. Adzan dikumandangkan dengan merdu, tapi tanpa iqomah. Satu masjid punya jeda antara adzan-iqomah yang terlalu pendek (berangkat ke masjid setelah adzan saja ga dapet kesempatan sholat rowatib..), satunya jedanya terlalu panjang (agak bingung seberapa lama.. ya, pokoknya lama lah).

Untuk sholat dan kerapatan jamaah, it’s okay. Bacaan lumayan bagus. Yang menjadi permasalahan yang sangat mengganjal adalah pasca sholatnya. Dzikirnya itu, Ya Allah, disuarakan dengan keras dan bacaannya diseret. Tentu saja sangat menganggu. Bukankah dzikir lebih afdhol jika dilantunkan dengan halus, dirasakan benar hablum minallah-nya, dihayati dengan tidak terburu-buru. Kalau diseret, 33x dalam sekian detik, memang esensinya bakal terasa? Ataukah memang setiap orang punya style sendiri-sendiri dalam dzikir? Wallahu a’lam bishowab. Astaghfirullahal’adziim.

4. Masjid Al-Hidayah, gang Pancasila Kebonkembang

Nah klo yang ini masjid terdekat dengan kosan baru saya. Ya, sejak April kemarin saya memang pindah kos. Ngontrak rumah bareng sedulur-sedulur Widyakelana. Masjid terbaru ini juga sangat dekat dengan kosan (yuph, salah satu faktor penting dalam memilih kos adalah dekat dengan masjid). Jarak dari kosan sekitar 10 meter. Dekat kan?

Masalah pra-sholat. Masjid ini selalu mengumandangkan adzan dengan merdu dengan mikrofon, sedangkan iqomahnya kadang pake mikrofon, kadang tidak. Tergantung selera muadzin kali ya. Jeda adzan-iqomah normal, cukup untuk sholat rowatib qobliyah.

Untuk sholat, lantunan oleh pak imam yang biasa terbilang indah. Apalagi imam waktu sholat Magrib dan sholat gerhana kemarin (26 Juni 2010), wow, benar-benar menyejukkan. Untuk masalah kerapatan shof, seperti masjid Al-Ikhlas, tergantung dekat dengan anak muda atau bapak-bapak sepuh. Rekanku dulu bahkan pernah ditegur dan dimarahi waktu merapatkan kaki demi kerapatan shof. Kata si bapak, “Menganggu kekhusyukan saja!”. Yaela, kebalik atuh, Pak. Oya, ada satu imam bapak sepuh yang menurut saya cukup unik. Ketika takbir ganti gerakan, takbirnya luamaaa.. banget. Ga tau tuh jadi berapa harokat panjang takbirnya, sekitar 15-20 harokat kayaknya. Jadi harus ditunggu dulu sampai penggalan kata “Ak” atau “Bar” pada kalimat “Allahu Akbar”. Kalau sudah mengikuti semenjak beliau mulai “Allah..” kondisi yang mungkin ada dua: Anda mendahului imam, atau Anda mengangkat tangan (misal dari berdiri ke ruku’) sangat lama. Hoho..

Nah, pasca-sholat, ada sedikit masalah nih. Bapak bapak sepuh biasanya langsung bersalam-salaman, bahkan kalau mungkin satu shof disalami semua. Kalau ada yang mau khusyuk dzikir dulu, ya dijawil-jawil tangannya. Hmm.. bagaimanapun, saya lebih nyaman bisa dzikir dengan tenang dulu, baru salam-salamannya ntar. Oh, satu catatan lain. Sholat di masjid ini terkadang sangat terganggu karena ada serombongan anak kecil yang ruamenya…hiih.. (Bapak-bapak, ibu-ibu yang punya putra, alangkah baiknya jika ikut program membiasakan sholat dengan baik pada anak mulai dini di Salman.. walaupun keramaian anak-anak dimaklumi, akan jauh lebih baik tidak ke masjid daripada ke masjid hanya untuk membuat keramaian). Terkadang saat sudah selesai dari masjid dan memikirkan hal itu (anak ramai), saya jadi berpikir.. apa saya dulu juga begitu ya? Hmm.. Insya Allah engga lah. Untuk umur segitu (TK/SD), saya pasti sudah jadi anak yang anteng dan penurut karena luar biasanya Ibu saya. Hehe… Luv u, mom

itulah cerita pengalaman sholat saya di masjid sekitar kosan kampus mahasiswa ITB. Tunggu cerita selanjutnya ya… Trims

Bagaimana jika kita harus bertanding lebih dari 10 jam?

Kembali menulis tentang sport, tapi kali ini bukan sepakbola melainkan dari dunia tenis lapangan. Yuph, kemarin baru ada kabar yang menggemparkan. Walaupun aku bukan penggila tenis, tapi cukup mengikuti perkembangan juga klo ada berita besar. Dan berita kali ini memang pantas dibahas. Tak lain tak bukan, adalah pertandingan tenis terlama sepanjang sejarah antara John Isner (AS) melawan Nicolas Mahut (Prancis) di turnamen akbar Wimbledon 2010. Berapa lama pertandingan tersebut? 11 JAM 5 MENIT!!! Wow… what a game…

vs

Isner akhirnya memenangi laga dengan skor 6-4, 3-6, 6-7, 7-6, 70-68. Baru kutahu ada skor tenis dalam satu set skornya sampai total 138 (70-68).. Set kelima itu juga mencatat waktu terpanjang dengan 8 jam 11 menit.. weleh2…

Pertandingan secara kotor berlangsung dalam tiga hari, karena hari sudah terlampau gelap pada dua malam berturut-turut. Saat pertandingan tepat 10 jam, skor masih 59-59. Bahkan ketika pertandingan dilanjutkan, wasit sempat bercanda dengan mengatakan “This is final set”. Penonton tertawa. Tentu saja itu hanya gurauan, sebesar apapun skornya, setelah skor 5-5 pemain harus unggul 2 angka kalau ingin menang. Dan lanjutan laga 10 jam itu ternyata masih berlangsung 1 jam 5 menit, berhenti di skor 70-68.

Saat Isner memastikan kemenangannya, standing ovation langsung bergemuruh di stadion legendaris Wimbledon. Semua orang yang menonton pasti geleng-geleng kepala dan kebahisan kata-kata menyaksikan ketatnya laga. Aku sendiri tak bisa membayangkan bagaimana bisa bertanding di pertandingan yang terus menguras fisik dan mental sampai lebih dari 10 jam…

Kita tanya sang pemenang John Isner saja. Isner said,”When you come out and play a match like this, in an atmosphere like this, you don’t feel tired really out there.” Begitulah komennya saat diwawancara (tentu saja bukan olehku). Dia tidak merasa lelah!! Isner menghabiskan satu dos energy bars dan minum sekitar 30-40 botol air putih sepanjang pertandingan, dan ia senang telah berlatih keras  di panasnya Tampa, Fla. “My coach actually, believe it or not, said jokingly before the tournament started that I’ll be able to play 10 hours,” Isner said. Latihan kerasnya diguyoni pelatihnya bakal bisa bertahan dalam pertandingan selama 10 jam, dan guyonan itu benar-benar terjadi!

Sang wasit Mohammed Lahyani juga merasa tak kenal lelah. “Saya bepergian naek ekonomi. Tujuh jam duduk dan masih berada di lapangan tak masalah,” katanya. Nah tuh, klo pemain punya ketahanan dari berlatih di hawa panas dan minum air putih, klo wasitnya dari kebiasaan naek ekonomi. Selain murah, meningkatkan stamina juga ya klo naek ekonomi…hmm…

Yang pasti, kunci sang pemenang dapat bertahan dalam laga superketat itu adalah antusiasme dan kerja keras. Bagaimana dengan kita? Bagaimana jika kita harus bertanding lebih dari 10 jam? Kuat?

Piala Dunia: Klasemen Akhir Grup A-D

Grup A

Amerika Latin memulai dominasinya dengan menempatkan Uruguay sebagai juara grup A. Tercatat hanya kegugupan di laga pertama melawan Prancis yang menyebabkan Uruguay gagal menang. Menemani Uruguay, tim Sombrero Meksiko. Sedangkan Afsel menjadi tim tuan rumah pertama sepanjang sejarah yang tidak mampu lolos dari fase grup. Tapi dengan torehan 4 poin dan hanya kalah selisih gol dari Meksiko, kurasa itu sudah maksimal dan jadi kebanggaan tersendiri bagi rakyatnya. Juara dunia 1998, Prancis, pulang dengan kondisi hancur lebur dengan konflik internal, tidak pernah menang, dan hanya mencetak satu gol tak berkelas.

Uruguay  3 2 1 0 4/0 7

Meksiko   3 1 1 1 3/2  4

Afsel          3 1 1 1 3/5  4

Prancis     3 0 1 2 1/4  1

topskor grup: Forlan (Uruguay–2 gol)

Grup B

Kembali tim Amerika Latin yang jadi pemuncak grup. Argentina meraih poin sempurna dengan 3 kali kemenangan. Hanya satu kekurangan Tango, motor serangan utama tim (Lionel Messi) belum juga menemukan keberuntungan mencetak gol. Yang menemani Argentina adalah Korsel. Tim negeri gingseng memastikan lolos dengan hasil seri melawan Nigeria. Yunani dan Nigeria mesti masuk kotak.

Argentina 3 3 0 0 7/1  9

Korsel        3 1 1 1  5/6  4

Yunani      3 1 0 2 2/5  3

Nigeria      3 0 1 2 3/5  1

Topskor grup: Higuain (Argentina–3 gol), Lee Jung Soo (Korsel– 2 gol)

Grup C

Amerika Serikat secara dramatis memastikan diri lolos sekaligus jadi pemuncak klasemen berkat gol Landon Donovan di menit 91 saat melawan Aljazair. Inggris menemani setelah menang 1-0 atas Slovenia, tim yang telah bermain cukup baik dan hampir lolos grup. Aljazair sendiri mengakhiri kompetisi tanpa pernah mencetak gol.

AS              3 1 2 0 4/3 5

Inggris     3 1 2 0 2/1 5

Slovenia  3 1 1 1 3/3 4

Aljazair    3 0 1 2 0/2 1

Topskor grup: Donovan (AS–2 gol)

Grup D

Jerman akhirnya lolos dan jadi pemuncak klasemen dengan kemenangan 1-0 atas Ghana di laga terakhir. Ghana sendiri bersyukur masih bisa lolos karena Serbia malah takluk dari Australia. Ghana menjadi tim afrika pertama yang lolos, unggul selisih gol dari Aussie. Sementara Serbia menjadi juru kunci klasemen.

Jerman    3 2 0 1 5/1 6

Ghana       3 1 1 1  2/2 4

Australia 3 1 1 1 3/6 4

Serbia       3 1 0 2 2/3 3

Topskor grup: Gyan (Ghana– 2 gol)

Fase Knock Out

Uruguay vs Korsel …. (1) bakal digelar Sabtu 26 Juni pukul 21.00 WIB

AS vs Ghana …. (2) Ahad 27 Juni 01.30

Jerman vs Inggris … (3) Ahad 27 Juni 21.00

Argentina vs Meksiko … (4) Senin 28 Juni 01.30

Pemenang pertandingan (1) bakal melawan (2) hari Sabtu 3 Juli 2010

Pemenang pertandingan (3) bakal melawan (4) hari Sabtu 3 Juli 2010

Bagaimana jagoan Anda? Loloskah?

PIMNAS oh PIMNAS…

Beberapa hari belakangan ada satu info yang benar-benar kutunggu.. bukan Piala Dunia, karena ajang itu baru pada fase awal. Bukan kasus video porno bintang papan atas tanah air, buat apa ngikutin. Bukan pula perkembangan info lembaga-lembaga negara yang makin hari makin kacau.

Info yang kunanti itu adalah pengumuman lolos tidaknya proposal PKM GT (Program Kreativitas Mahasiswa Gagasan Tertulis)-ku ke PIMNAS (Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional) 2010. Sudah beberapa hari belakang aku googling dengan kata kunci ‘pengumuman hasil PKM GT 2010’ atau kata kunci sejenisnya, belum juga ada hasilnya. Di situs Dikti (Direktorat Pendidikan Tinggi) juga belum ada. Lalu kemarin kutanyakan di Campus Center, ternyata memang surat edaran dari Dikti belum keluar. Padahal ini sudah akhir Juni dan PIMNAS bakal digelar pada pertengahan Juli…huff…

Esok harinya, saat online kucoba searching lagi tapi belum ada juga. Harus kuakui, hasratku sangat menggebu untuk bisa berkompetisi di PIMNAS tahun ini, walau hanya sekedar berpartisipasi. Ya, hanya sekedar bisa menyampaikan gagasan langsung kepada dewan juri sudah cukup. Pengalaman, ya itu yang kucari. Dalam agenda tahunanku, PIMNAS adalah ajang yang ingin kujuarai tahun depan. Untuk merintisnya, kutargetkan bisa mendapat pengalaman bertanding langsung. Apalagi, tahun ini PIMNASnya diselenggarakan di Bali. Jarang-jarang di luar Jawa.

Dari segi persiapan, untuk tahun ini bisa dibilang dalam waktu yang sangat singkat. Bahkan aku baru tahu saat ajang yang dilombakan tinggal PKM-GT dan PKM-AI (artikel ilmiah). Di kampus, publikasi mengenai kegiatan ini memang sangat minim. Tapi aku tetap tak bisa menyalahkan karena seharusnya aku lebih aktif cari info. Dan segera setelah dapat info, walau hanya tinggal 2 kategori, harus tetap berusaha dan berharap. Setelah sms-an dengan teman satu fakultas dan juga adik kelas, dibentuklah tim untuk menyusun PKM GT. Sempat stuck dalam menentukan bahasan, akhirnya muncullah ide mengenai pembenahan tata kota. Hal itu memang menyimpang dari jurusanku, tapi kondisi kota Bandunglah yang menuntun untuk terus mengembangkan ide yang muncul itu. (Di aturan PKM GT tidak diharuskan mengangkat tema sesuai jurusan kita).

Tim bergegas menggodhog ide mengingat waktu menuju deadline sangat sempit. Pengambilan data dengan berbagai metode, dari adem ayem hotspotan sampai berpanas ria wawancara. Pengolahan dan penulisan data dengan kesalahan di sana-sini karena bingung baru pertama kali. Konsultasi dengan dosen pembimbing bergantian di sela-sela waktu kuliah. Nglembur di kosanku yang super sempit. Sungguh menikmati serunya perjuangan.

Akhirnya, hari Rabu siang 23 Juni 2010 ini pengumuman hasilnya datang juga. Info itu akhirnya kudapat dari milis himpunan. Dalam format PDF yang dishare oleh kakak kelas, kudonlot dan kubaca seksama hasilnya. Apakah timku lolos atau tidak. Bismillah. Dan ternyata…. jreng jreng jreng….

…tidak ada judul proposalku di sana…

Bentar-bentar, kuteliti lagi

…tetap tidak ada…

…proposalku tidak lolos…

Kutarik nafas panjang. Kecewa? Jelas.  Hati kecilku masih berteriak. Di pengumuman ada 350 judul proposal, apakah yang diambil memang hanya segitu? Di pengumuman tahun lalu, ada yang dapat ‘penghargaan dan lolos pimnas’ dan ada yang dapat ‘penghargaan’ saja. Apakah ada kemungkinan aku dapat, walau hanya opsi kedua. Haha.. ngarep..

Kutarik nafas panjang lagi. Dan tersenyum. Kekecewaanku sedikit mereda.

Aku berpikir sejenak untuk koreksi. Kutemukanlah bahwa poin utama kekuarangan proposalku adalah ide yang kurang tajam, sebanding dengan kurangnya waktu untuk menyiapkan. Lalu cara penyampaian sepertinya juga kurang oke mengingat masih newbie.

Bagaimanapun, aku senang. Ya, aku senang. Aku senang sudah mulai melangkah walau sedikit. Mengenai pengalaman, memang aku ingin lebih. Tapi proses penyelesaian proposal PKM GT kemarin setidaknya juga sudah memberikan pengalaman. Dan satu hal yang paling penting, ternyata dengan mulai sedikit menulis, aku mendapat info yang sangat banyak. Dari penyusunan proposal, minimal aku jadi sedikit banyak tahu mengenai aturan tata kota, siapa tahu ntar jadi pejabat..hehe. Aku juga belajar menyampaikan gagasan. Apalagi kalau banyak menulis ya, pasti banyak banget dah info dan manfaatnya.

PIMNAS… tunggu aku esok hari…

Kepada teman-teman mahasiswa yang akan berkompetisi di PIMNAS 2010 mendatang, selamat berkompetisi!! Do your best!! Semoga dari sana, bakal muncul banyak karya konkret untuk Indonesia…

(oya, untuk  dua rekan setimku dalam penyusunan proposal, terima kasih banyak kerjasamanya. Ngapunten kalau banyak salah. Tapi setuju kan, di balik kepenatan selama kerja bareng, ada keasyikan dan pengalaman yang bermanfaat? Siip.. hatur nuhun)

Semangat…!!!

Cerita 3 Hari 3 Pemain Terbaik Dunia

Kembali menulis tentang Piala Dunia 2010. Yah, karena banyak hal unik yang bisa diceritakan dari situ. Toh, basic hobby saya adalah sepakbola dan adventure. Harap dimaklumi kalau tulisannya banyak tentang itu. Hehe..

Cerita kali ini mengenai tiga hari yang unik dan mungkin ga bakal dilupakan oleh 3 pemain terbaik dunia terakhir, yakni Ricardo Kaka (pemain terbaik dunia 2007), Cristiano Ronaldo (2008) dan Lionel Messi (2009). Di Piala Dunia kali ini sepak terjang mereka terus menjadi sorotan karena nama besar dan status unggulan yang melekat di negara mereka. Selain itu, Piala Dunia merupakan ajang penilaian akbar untuk penentuan Pemain Terbaik Dunia 2010 yang akan diumumkan akhir tahun nanti. Mengingat ketiganya sama-sama gagal di Liga Champions tahun ini (mereka mendapat gelar Pemain Terbaiknya via permainan super di Liga Champions), jadi Piala Dunia jadi ajang untuk menampilkan permainan terhebat demi gelar individu paling prestisius bagi pemain sepakbola itu.

Setelah 2 matchday untuk masing2 negara berjalan, ada 3 kejadian yang dialami ketiga pemain tadi dalam 3 hari ini. Kejadian pertama terjadi pada Kaka, Senin 21 Juni 2010. Saat itu negaranya, Brazil, menghadapi Pantai Gading. Kaka yang sempat dicibir karena tampil kurang mengesankan pada laga perdana, bermain impresif dengan 2 assist berkelas untuk gol Luis Fabiano dan Elano. Sayangnya permainan apik Kaka ternoda karena diganjar kartu merah oleh wasit. Akting Kader Keita-lah yang menyebabkan itu, dan dalam replay terlihat jelas Keita menabrakkan diri ke Kaka yang diam. Kaka terpaksa meninggalkan lapangan dengan terheran-heran, mungkin inilah kartu merah pertama dalam karirnya. (Untuk melihat gol dan insiden itu, silakan klik http://www.matchhighlight.com/world-cup/brazil-vs-ivory-coast/).

Kejadian selanjutnya terjadi pada Cristiano Ronaldo. Berbeda dengan Kaka, kali ini Ronaldo dapat bagian yang ‘indah’. Ia memimpin rekan-rekannya membantai DPR Korea (di Indonesia lebih dikenal dengan Korea Utara) tujuh gol tanpa balas. Ya, 7-0!! Ronaldo menyumbangkan satu gol yang bisa dibilang cukup bejan (penuh keberuntungan). Bagaimanapun, ia jadi kapten Portugal dengan kemenangan terbesar di Piala Dunia. Sang legenda hidup sepakbola Portugal, Eusebio, yang menyaksikan langsung terlihat sangat sumringah. Well, Ronaldo bisa istirahat tenang dan tidur nyenyak Selasa ini. (liat pesta golnya di http://www.matchhighlight.com/world-cup/portugal-vs-korea-dpr/)

Selanjutnya bakal datang kejadian untuk Lionel Messi, Rabu 23 Juni 2010 besok. Apakah itu? Dari kabar yang ditulis detikcom, bersumber pada rekan akrab sang pelatih Diego Maradona, Messi bakal dapat hadiah ultah ke-23 dengan kepercayaan mengenakan ban kapten Argentina. (Sebelum lebih jauh, saya ingin bertanya.. kenapa banyak orang hebat lahir di bulan Juni ya? heu..). Bila kesempatan itu benar adanya, Messi bakal jadi pemain termuda yang pernah mengenakan ban kapten Argentina. Memecahkan rekor Roberto Perfurmo (23 tahun 8 bulan) pada Piala Dunia 1966. Yah, pertandingan Rabu dini hari nanti yang bakal menjawab apakah ‘hadiah’ itu terbukti.

Itulah kejadian unik 3 pemain terbaik dunia terakhir dalam 3 hari ini. Mari kita nantikan aksi-aksi mereka selanjutnya..

Kapankah Indonesia Tertular Brazil?

Dalam suasana Piala Dunia dan memprediksi bagaimana hasilnya, tak afdol kalau tidak membahas negara paling sukses di ajang ini yang identik dengan jogo bonito alias permainan indahnya, tak lain tak bukan, Brazil. Di era sepakbola modern, Brazil tak pernah lepas dari status unggulan utama. Pun untuk Piala Dunia tahun ini, sang pentachampion (lima kali juara) bersama Spanyol difavoritkan bertemu di partai akbar Final Piala Dunia 2010.

Brazil dari beberapa aspek memiliki kemiripan dengan tanah air Indonesia. Dari letak geografis, sama-sama berada di daerah khatulistiwa. Karena mendapat limpahan sinar matahari yang kurang lebih sama, warna kulit warga Brazil sama juga dengan Indonesia. Selain itu, dua negara berkembang ini memiliki potensi alam luar biasa dalam bentuk kesuburan tanah. Brazil terkenal sebagai eksportir utama produk-produk pertanian, sedangkan Indonesia seperti kata Koes Plus, ‘tongkat kayu dan batu jadi tanaman’ cukuplah kalimat itu menggambarkan betapa suburnya Nusantara.

Kembali ke aspek olahraga, kalau Brazil dominan di sepakbola, Indonesia punya keunggulan di badminton meski sekarang dominasi telah beralih ke China. Paling tidak, Indonesia sampai saat ini tercatat paling superior di Thomas Cup, Piala Dunia-nya badminton. Hmm.. bisakah Thomas Cup disebut Piala Dunia-nya badminton? Asumsiku sih bisa dianalogikan. Kalo Uber Cup ya setara Piala Dunia Wanita, World Badminton Championship seperti Piala Konfederasi dan All England itu Euro.

Nah pertanyaannya, dan ini yang jadi pokok tulisan ini, kenapa Indonesia tidak bisa konsisten seperti Brazil? Kalau Brazil disebut punya banyak bakat alam luar biasa di sepakbola, bukankah negara kita juga punya banyak di badminton, tapi kenapa progres regenerasi berjalan sangat lambat? Menarik bukan? Yuk, dibahas.

Brazil, seperti hampir semua negara di dunia, menjadikan sepakbola sebagai olahraga terfavorit. Di samping tebing, di pinggir pantai, di jalan aspal, di lapangan kampung anak-anak bermain sepakbola merupakan pemandangan wajar. Dari situlah, warga dari lingkungan kumuh bisa jadi superstar, sebagai contoh pemain sepakbola terbesar Pele, Il Phenomenon Ronaldo, dan si murah senyum Ronaldinho. J

Mereka memainkan sepakbola dengan peralatan seadanya. Toh bakat besar disertai usaha keras membuat mereka mampu ‘menggenggam dunia’ lewat olahraga ini. Bahkan, bakat besar dalam diri Deco yang berimigrasi ke Portugal, atau Eduardo da Silva (Kroasia), Marcos Senna (Spanyol), Alex dan Tulio Tanaka (Jepang) pun tak mengurangi kehebatan mereka. Brazil akan selalu tampil bagus dengan pemain tak terkenal macam Elano dan Ramires sekalipun.

Nah, dalam Piala Dunia kali ini, sang legenda hidup Pele mengeluarkan pernyataan (cukup kontroversial), bahwa tak seperti Piala Dunia sebelumnya yang penuh superstar, hanya ada satu superstar yakni Kaka di Piala Dunia kali ini. Anda setuju?

Kaka, yang punya julukan ‘Pele Putih’ memang pemilik nomor 10 yang identik dengan pemain penting atau playmaker utama. Uniknya, meski Pele menyebut Kaka punya bakat besar yang tidak mesti muncul 50 tahun sekali, Kaka pada awal karirnya disebut pelatihnya tak punya bakat! Terlahir dari keluarga berada, skill Kaka tidak sebanding pemilik bakat alami pemain-pemain yang muncul dari pinggir jalan, pinggir pantai maupun kawasan kumuh. Stamina Kaka juga jadi sorotan. Toh, itu tak menyurutkan niatnya jadi pesepakbola besar. Berlatih keras dengan porsi jauh lebih banyak dibanding rekan-rekannya, stamina dan skill Kaka pun meningkat pesat. Seperti kita tahu sekarang, ia jadi salah satu pesepakbola paling oke. Pernyataan Pele tadi jadi bukti sahih. Kaka juga sudah dapat seluruh gelar yang mungkin untuk seorang pemain (juara liga, piala domestik, Liga Champions, Super Eropa, Piala Dunia Antarklub untuk level klub, Copa America, Piala Dunia, Piala Konfederasi untuk level timnas, serta Pemain Terbaik Dunia versi wartawan/Balon d’Or, versi kapten dan pelatih timnas/FIFA World Player of The Year, versi pemain profesional/PFA untuk level individu). Dan ia masih berhasrat menggandakannya! Apa yang bisa diambil? Antusiasme dan kerja keras. Selain dikaruniai pemain dengan bakat besar, Brazil juga punya pemain yang antusiasme tinggi dan mau bekerja keras demi meningkatkan kemampuan diri dan mengharumkan nama bangsa. Mereka tidak terpengaruh nama besar masa lalu, tapi memang mau berusaha untuk diri sendiri dan bangsa.

Meski punya banyak pemain dengan skill di atas rata-rata, Brazil tidak tak tersentuh kegagalan. Faktor terbesar kegagalan itu adalah overconfidence alias kepedean dengan kehebatan mereka. Kasus PD1998 dan PD2006 di mana mereka seakan di level yang jauh di atas, eh malah gagal juara. Ini yang tidak perlu dicontoh. Tapi saat Brazil dapat menjaga sikap dan kesolidannya, Piala Dunia pun tergenggam seperti pada PD1994 dan PD2002. Mungkin itu juga amat diperhatikan sang pelatih Dunga (yang juga kapten Brazil 1994), sehingga tidak memasukkan nama Ronaldinho yang bisa merusak sikap dan kesolidan tim dengan kebiasaannya mengajak berpesta.

Dari yang kata-kata yang di-bold, saya berharap Indonesia tercinta dapat menirunya. Dimulai dari badminton. Yah, karena olahraga itu yang punya kemungkinan terbesar untuk ‘menggenggam dunia’. Kalau sepakbola tanah air mah saya sependapat dengan mayoritas pecinta bola Indonesia, hanya akan mengalami kemunduran atau (maksimal) jalan di tempat selama PSSI masih dipegang Nurdin Halid. Maybe selanjutnya bisa berjaya juga. Tentu itu yang diharapkan.

Kejayaan olahraga Indonesia bisa muncul jika regenerasi berjalan dengan baik. Agar regenerasi baik harus ada rasa percaya yang tinggi kepada pemain muda, tidak perlu ragu dimainkan di turnamen akbar seperti Piala Thomas atau Uber untuk menimba pengalaman dan kematangan bertanding. So, nantinya Indonesia bisa tampil bagus siapapun yang maen. Sebaliknya, pemain muda harus punya antusiasme dan kerja keras yang tinggi. Last but not least, jaga sikap dan kesolidan. Mental pemain Indonesia sebenarnya sudah bagus hanya perlu lebih ditingkatkan.

Pertanyaannya, kapankah Indonesia tertular nilai-nilai yang dipegang Brazil dalam menggenggam kejayaannya?

Bukan untuk dijawab waktunya. Lebih baik bangsa Indonesia melakukan yang terbaik untuk diri kita dulu. Yang atlet memperbaiki mentalitas dan abilitas keatletannya. Yang bukan atlet memperbaiki diri sesuai bidangnya. Semangat, Indonesia!!

Piala Dunia, Siapa Jago Anda?

Piala Dunia 2010 sudah dimulai. Pesta akbar 4 tahunan yang kali ini digelar di Afrika Selatan menghadirkan euforia yang luar biasa. Sebagai tontonan dengan pemirsa puluhan miliar (total 26,29 miliar pasang mata saat Piala Dunia 2006 Germany), antusiasme karena ajang itu memang besar. Terlebih dengan publikasi di berbagai media yang sangat gencar. Tak salah jika Piala Dunia mendapat sebutan The Greatest Show on Earth.

Pertanyaan yang sering terdengar: Siapakah jagoan Anda?

Apakah negara paling adidaya di sepakbola, Brazil? Negeri Samba memang selalu jadi favorit banyak kalangan. Untuk Piala Dunia yang digelar di benua Afrika ini, Anda yang menjagokan Brazil bisa memegang “teori lintas benua”. Yakni fakta bahwa sampai saat ini hanya Brazil-lah yang pernah memenangi Piala Dunia saat digelar di negara yang bukan ‘tetangga benua’nya. Tercatat Brazil pernah juara di benua Amerika, Eropa, dan Asia. Tapi harus jadi catatan pula, Brazil datang dengan performa bintang utamanya, Kaka, yang sedang menurun drastis.

Apakah anda menjagokan Spanyol? Juara Eropa 2008 ini banyak dijagokan karena punya permainan yang paling memikat untuk saat ini. Bisa dibilang, Spanyol baru diisi oleh generasi emasnya. Matador baru saja menghapus ‘hanya jago kualifikasi’ di Euro 2008 kemarin. Tapi, Piala Dunia tentu lebih sulit dari Euro. Mental juara Spanyol masih perlu pembuktian.

Atau anda masih suka dengan juara bertahan Italia? Azzuri datang bersama pelatih genius yang membawanya juara dalam Piala Dunia kemarin, Marcelo Lippi. Mentalitas Italia sudah cukup teruji. Tapi skuad yang dibawa banyak yang sudah tua, kurang meyakinkan dan menghadapi masalah pelik saat Andrea Pirlo, sang otak permainan, cedera dan masih menunggu benar-benar fit.

Bagaimana dengan tim Panser Jerman? Jerman bakal tampil tanpa kaptennya, Michael Ballack. Akan tetapi pemain muda yang dibawa punya skill menjanjikan dan di bawah asuhan Joachim Loew, sepertinya keidentikan Panser dengan ‘lambat panas’ bakal terhapus. Mental turnamen Jerman oke kalau menurut catatan sejarah, tapi pengaruh ketidakberadaan Ballack patut dicermati.

Anda fans tim tango Argentina? Dengan komando sang legenda hidup Maradona dan pemain terbaik dunia Lionel Messi, agak mengejutkan jika Tango datang sebagai peringkat 4 kualifikasi zona Amerika Selatan. Itulah kelemahan utama tim, labil. Hujan kritik datang dari mana-mana. Tapi mengingat Brazil saat juara 2002 pun dihujani kritik karena hanya menduduki peringkat 4 kualifikasi (sama dengan Argentina saat ini) dan Italia saat juara 2006 juga (calciopoli), Argentina berpeluang membungkam kritik dengan menjadi kampiun dunia.

Lalu, anda yang menjagokan Belanda dan Inggris? Untuk tim oranye Belanda, inilah saatnya menunjukkan pada dunia mereka tidak sekedar bagus di awal tapi mlempem di akhir. Seperti Spanyol, skuad saat ini bisa dibilang generasi emas. Menarik ditunggu kiprah Oranje di fase knock out, mengingat di fase grup mereka hampir pasti lolos. Untuk timnas Inggris, skill oke ditambah kedisiplinan bawaan Fabio Capello mewajibkan tim ini untuk minimal sampai semifinal. Ada dua poin minus Inggris, yakni cedera beruntun dua kapten (Beckham, lalu Rio Ferdinand) dan ketiadaan kiper yang mumpuni dalam skuad.

Di luar tim yang secara historis hampir selalu masuk daftar unggulan utama di atas, negara manakah jago Anda?

Tim-tim benua tuan rumah yang diwakili Afsel, Nigeria, Ghana, Kamerun, Pantai Gading dan Aljazair? Atau kekuatan baru dari benua Asia yang berwakilkan Jepang, Korsel, Korut dan ‘penyelusup’ Australia?

Manapun jagoan Anda, mari bersama kita nikmati suguhan akbar Piala Dunia 2010. The Greatest Show on Earth