Kultum Subuh 1- Masjid Salman ITB

1 Ramadhan… Alhamdulillah masih diberi kemudahan dalam sahur dan memulai shaum Ramadhan ini. Dan setelah sahur, menepikan dulu udara pagi dingin kota Bandung, mencari ‘kehangatan’ di masjid Salman lagi… 🙂

**

Dalam kultum pagi ini, khotib memulai dengan mengingatkan akan syukur pada Allah SWT. Alhamdulillah kita masih diberi kemudahan dalam sahur, masih diberi kemudahan untuk sholat Subuh, masih bisa menjalankan shaum Ramadhan dengan kondisi yang nyaman. Di saat saudara kita di Palestina, Ethiopia atau Somalia masih menjalani dengan penuh cobaan. Belum tentu kita sanggup jika berada dalam kondisi mereka.

Khotib lalu melanjutkan dengan membacakan sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi:

Bertaqwalah kepada Allah di manapun kamu berada. Dan ikutilah keburukan dengan kebaikan, mudah-mudahan yang baik itu akan menghapusnya. Dan pergaulilah manusia dengan akhlak terpuji

Ada 3 poin utama dalam hadits tersebut

1. Bertaqwa di mana pun berada

Sebagaimana tujuan utama puasa Ramadhan sesuai dengan QS Al-Baqoroh: 183: “agar kamu bertakwa”.

Definisi dari kata taqwa dapat dilihat dari percakapan antara sahabat Rasulullah SAW, Umar (bin Khattab r.a.) dan Ubay (bin Ka’ab r.a).  Suatu ketika  Umar bertanya kepada Ubay, “Apakah taqwa itu?

Beliau (Ubay) bertanya balik, “Pernahkah kamu melalui jalan berduri?”

Umar menjawab, “Pernah!” dan Ubay menyambung, “Lalu apa yang kamu lakukan?”

Umar menjawab, “Aku berhati-hati, waspada dan penuh keseriusan.”

Maka Ubay pun berkata, “Maka demikian pulalah taqwa!”

Taqwa bisa didefinisikan seperti itu, hati-hati, waspada dan penuh keseriusan untuk menghindari apa yang dilarang Allah SWT. Sedang definisi lain menurut Sayyid Qutub dalam tafsirnya—Fi Zhilal al-Qur`an—taqwa adalah kepekaan hati, kehalusan perasaan, rasa khawatir yang terus menerus dan hati-hati terhadap semua duri atau halangan dalam kehidupan.

2. Kebaikan yang menghapus kesalahan

Tidak dapat dipungkiri bahwa hari ini kita mungkin telah berbuat beberapa (atau mungkin juga sudah banyak) kesalahan. Maka dari itu, kita harus berusaha menutupnya dengan kebaikan. Kebaikan, sekecil apapun, pasti ada balasan dari Allah SWT. Kebaikan tersebut dapat menghapuskan kesalahan yang telah dilakukan.

Untuk dosa yang merugikan diri sendiri, maka salah satu cara untuk menghapusnya adalah dengan bersedekah. Rasulullah SAW bersabda “sedekah itu menghapus kesalahan sebagaimana air memadamkan api”. Maka ada orang yang ketika dia sakit maka dia akan memberikan sedekah agar penyakitnya segera sembuh. Hal ini dikarenakan segala penyakit yang kita miliki itu adalah karena kesalahan yang kita pernah lakukan.

Sedang dosa yang dilakukan terhadap orang lain maka yang perlu dilakukan adalah memohon maaf yang bagi beberapa orang sangat sulit untuk dilakukan. Padahal Rasulullah SAW tak malu, dan selalu minta maaf ketika bersalah. Pernah beliau melakukan kesalahan terhadap Ibnu Ummi Maktum beliau minta maaf dan memeluknya dengan hangat seraya berkata “Inilah orangnya, yang membuat aku ditegur oleh Allah… (QS. Abasa)”. Setelah minta maaf kemudian bawalah sesuatu hadiah atau makanan kepada orang tersebut, maka kesalahan tersebut Insya Allah akan dihapuskan.

3. Berakhlak terpuji

Akhlaq terpuji adalah keharusan dari setiap muslim. Tidak memiliki akhlaq tersebut akan dapat mendekatkan seseorang dalam siksaan api neraka. Sangat besar kesempatan kita untuk berakhlak terpuji maupun tercela. Tapi kita mesti mengupayakan perbaikan dan pengembangan akhlak terpuji. Dari beberapa jenis akhlaq kita terhadap orang lain, yang perlu diperhatikan adalah akhlaq terhadap tetangga.

“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka jangan menyakiti tetangganya.” (HR. Bukhari, Muslim dan Ibnu Majah)

Dari Abu Syuraih ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Demi Allah seseorang tidak beriman, Demi Allah seseorang tidak beriman, Demi Allah seseorang tidak beriman.” Ada yang bertanya: “Siapa itu Ya Rasulullah?” Jawab Nabi: “Yaitu orang yang tetangganya tidak aman dari gangguannya.” (HR. Bukhari)

Dari hadits tersebut, peringatan Allah sangat keras sampai diulangi tiga kali yaitu tidak termasuk golongan orang beriman bagi tetangganya yang tidak aman dari gangguannya. Maka terkadang kita perlu instropeksi dengan menanyakan kepada tetangga apakah kita mengganggu mereka.

Demikianlah 3 poin penting yang semestinya kita punyai dan terus kita upayakan di bulan suci Ramadhan ini. Akan sangat merugi bagi kita jika tidak bisa memanfaatkan momen Ramadhan padahal kita menjalaninya dalam kondisi yang dimudahkan.

Bismillahirrahmanirrahim..