Malam 8 Ramadhan.. Salman dan Salman… 😀
Kalau biasanya jamaah tarawih penuh, malam ini lebih penuh lagi karena khotib yang mengisi merupakan seorang menteri. Seorang yang juga cukup identik dengan ITB. Beliaulah ketua Ikatan Alumni ITB, yang sekarang juga diamanahi jabatan tak main-main, Menteri Koordinator Perekonomian Republik Indonesia. Ya, khotib malam ini adalah bapak Ir.H. Hatta Radjasa..
**
Dalam khutbah tarawih malam ini, Pak Hatta mengawali dengan menceritakan banyaknya peristiwa penting dalam sejarah, terutama tarikh Islam, yang terjadi di bulan Ramadhan. Kemenangan pasukan Rasulullah SAW di Perang Badr, penaklukan Andalusia (Spanyol) oleh Tariq bin Ziyad, perebutan Palestina oleh Sholahuddin Al-Ayubi adalah contohnya.
Bulan Ramadhan merupakan syahrul jihad. Bulan untuk berjuang. Bulan untuk berjihad melawan berbagai permasalahan yang menimpa diri, bangsa dan agama. Sebagai seorang menteri ekonomi, Pak Hatta akan membahas mengenai perjuangan yang mesti dilakukan bangsa Indonesia, terutama terkait ekonomi. Mengenai ekonomi, Indonesia sering dilanda krisis, saat krisis itu muncul energi untuk bersatu, dan motor utamanya adalah umat Islam. Karena itu, sudah selayaknya kita sebagai muslim Indonesia juga turut memikirkan permasalahan bangsa.
Indonesia, kata Pak Hatta, butuh waktu 65 tahun untuk mencapai kemajuan ekonomi gelombang pertama. Tapi, apakah perlu 65 tahun lagi untuk kemajuan ekonomi kedua? Tentu semua akan sepakat untuk berkata “Tidak!”. Kita butuh percepatan pembangunan, dan itu mesti diupayakan sebaik mungkin.
Mengenai pembangunan, Indonesia jelas punya potensi besar. Di antaranya adalah kondisi generasi sekarang yang merupakan transisi usia produktif (double bonus generation). Di saat kebanyakan negara Barat serta Jepang mulai aging (banyak yang berumur tua), Indonesia justru punya piramida penduduk yang produktif. Sayang jika kondisi ini tidak bisa dimanfaatkan. Potensi utama lainnya adalah kekayaan SDA (Sumber Daya Alam) yang belum terolah dengan benar walau rata-rata merupakan sumber melimpah 5 besar dunia.
Dalam program nasional, Pak Hatta menjelaskan langkah strategis yang diambil untuk percepatan pembangunan ekonomi:
1. Pembangunan pusat-pusat ekonomi baru yang tersusun dalam 6 koridor ekonomi nasional. Kawasan ekonomi khusus untuk memacu pertumbuhan ekonomi terus disiapkan
2. Membangun konektivitas dan infrastuktur (locally integrated, globally connected)
3. Memacu SDM dan IPTEK nasional. Jadi landasan pembangunan ekonomi sekarang ditumpukan pada teknologi. Negara butuh entrepreneur-entrepreneur kreatif dalam jumlah banyak. Juga teknokrat yang mau memikirkan dan mampu memajukan bangsa.
Itulah rencana pembangunan ekonomi nasional di mana kita diharapkan untuk sama-sama menyokong. Dimulai dari membangun diri sendiri. Quote dari pak Hatta: Good is not good enough, why not the best?
Yuph, mari berusaha sebaik mungkin…
Bismillahirrahmanirrahiim….