Dua minggu lalu, saya kembali mengalami kontadiksi oleh sesuatu yang almost same (nyaris… sama persis). Kalau sebelumnya saya pernah mengalami hal serupa dalam case travel Jakarta-Bandung, kali ini.. yah seperti judul: 2 sepatu..
Tak dipungkiri lagi kalau hobi saya adalah bermain futsal. Hobi yang cukup terfasilitasi di sini: sudah futsalnya sendiri emang sudah jadi olahraga tren nasional, lapangan futsal banyak, teman sekosan dan sejurusan mayoritas hobi futsal pula. Tapi mengingat ini di Bandung, bukan depan Smansa atau lapangan futsal Solo, memakai sepatu adalah hal wajib (sebenarnya di mana-mana kalo mau olahraga juga wajib sih, tapi aturan di Solo lebih fleksibel–> banyak yg membolehkan telanjang kaki asal resiko ditanggung sendiri 🙂 )
Dari situlah bermula kisah 2 sepatu ini.. Sepatu yang pernah menemani selama main futsal di Bandung..
Sepatu 1
Ada satu hal “monumental” (auwah..) berhubungan dengan sepatu pertama saya ini. Inilah kali pertama saya membeli barang via online (Hal yang nantinya mengubah pandangan saya tentang bisnis online yang ternyata sangat prospektif itu). Membeli barang dengan hanya liat2 di internet, make a contact dengan penjualnya lewat sms, dan make a deal. Beberapa hari kemudian barang sampai. Praktis.Yeah
Sepatu pertama saya ini Adidas Questra hitam-emas (so pasti KW), ini ilustrasinya:
Membeli barang dari internet, berarti hanya dengan melihat tanpa mencoba kan? Kalo ga pas ukuran atau ga nyaman dipake gimana?
Kekhawatiran yang sempat hinggap itu ternyata memudar. Dengan sepatu ini, saya merasa sangat nyaman, baik saat memakai di lapangan futsal atau buat jalan ke kampus. Ikut di beberapa turnamen (walau ga pernah menang), mencetak beberapa gol (satu atau dua gol surprisingly beautiful.. hoho) yang mungkin ga bisa tanpa sepatu ini, dan ga pernah cedera. Mantep.
Terlepas dari yang terjadi di lapangan futsal, hal yang saya catat di sini adalah: belanja online, walaupun hanya liat barang (ga bisa langsung coba), ternyata bisa dapat barang yang bagus secara praktis. Oke juga ya belanja online…
Sepatu 2
Hampir dua tahun hingga akhirnya sepatu Adidas questra saya udah tak layak pakai. Walaupun masih bisa buat lari dan nendang, tapi udah hancur lebur lah. Mengingat pengalaman belanja online sebelumnya, tak perlu pikir panjang bagi saya untuk belanja online lagi, beli sepatu futsal baru! Yeah!
Lewat komunitas online yang sama (sebut saja Kaskus.. #eh), penjual yang sama, plus model dan harga sepatu yang nyaris sama persis, dapatlah sepatu Adidas F5 putih-kuning, ilustrasinya:
Tanpa banyak khawatir, deal transaksi dan sampainya barang ke kosan berlangsung dengan cukup cepat. Bayangan saya, tentu saja sepatu ini akan sama bagusnya, dan mungkin lebih bagus karena baru. Well then, what experiences did I get?
Hmm.. Extraordinary Bad!
Hah?
Yuph..
Pertanda buruk datang saat ukuran sepatu 42 yang saya pesan kekecilan. Bonus gratis ongkos kirim karena pernah transaksi sebelumnya hangus deh karena harus kirim balik ke si penjual (di Jakarta) buat ganti ukuran. Selang beberapa hari, sepatu ganti dengan ukuran 43 sampai. Saya coba lagi, dan masih kekecilan!
Wah, masa ukuran kaki saya naik 2 size? Apa saya jadi gemuk? atau mengalami gigantisme spontan (wekz)? ah, ga deh.. apa pengaruhnya sama kaki.. tapi nih, wah bener deh ngepress bangeet..
Yawda deh, karena males balikin lagi kena ongkir lagi, saya coba deh ni sepatu untuk jogging keliling Saraga (Sasana Olahraga Ganesha) 6x, standar minimal anak kampus Ganesha. Lari lancar sampai 6 putaran, sebelum perubahan menyakitkan terjadi, tumit saya ternyata lecet parah.. selecet-lecetnya sampai buat jalan normal aja jadi ga nyaman.. hikz..
Karena sepatu baru yang ga nyaman ini, beberapa minggu saya maen futsal (biasanya saya maen futsal 2 minggu sekali) pake sepatu lama walau udah jebol-jebol. Sambil menunggu kalau-kalau setelah didiemin beberapa minggu, ni sepatu baru berbalik peruntungannya jadi lebih baik. Hehe..
Minggu demi minggu berlalu, dan tiba saatnya untuk coba sepatu baru lagi. Sepertinya sudah saatnya nih, momen yang tepat di semifinal futsal EE Games (turnamen internal HME ITB). Dalam hati saya sudah menarget bikin banyak gol, karena dengan sepatu lama saja bisa ngegolin 3 hanya di 1 pertandingan penyisihan (hoki sih..).
Siang hari saat waktu pertandingan itu tiba. Tali sepatu sudah saya ikat longgar mengingat apa yang sudah saya bilang tadi, sepatu ini terasa sangat sempit. Masuk lapangan dengan penuh semangat, mengejar bola untuk merebut dan mencetak gol. Then, cukup 3 menit!! Cukup 3 menit untuk mencetak golkah? Sayang sekali bukan Kawan. Cukup 3 menit sepatu baruku ini mengantarku ke cedera paling parah selama saya main futsal, atau kalau mau digeneralisir lagi: selama saya bermain olahraga, ever. Luar biasa. 2 kali pakai, 2 kali cedera. Rasa sakit yang di siang hari tak begitu terasa, sore hari saya sudah tak bisa jalan normal lagi. Benar-benar hanya bisa tiduran, atau jalan pelan-pelan dengan dinding sebagai penyangga. Sebelah mata kaki kanan membengkak. ENGKEL!!
Baru kali ini saya mengalami sakitnya cedera engkel. Luckily, walau sempat sampai disuruh ortu untuk rontgen, recovery kaki saya berjalan lancar. Setelah pijet (luar biasa sakit gan!), beberapa jam kemudian udah bisa jalan normal. Udah bisa sholat ke masjid lagi (alhamdulillah..), dan tak sampai seminggu untuk bisa kembali berlari dan melompat dengan normal. Membuktikan kalau emang sudah sembuh total. Khawatir juga sih awalnya karena sampai disuruh rontgen, tapi di satu sisi itu juga jadi sugesti biar cepat sembuh. Kecuali untuk jenguk teman yang sakit atau -mungkin- untuk jemput bu dokter ntar (#upss..), ga mau lagi deh masuk apalagi opname di rumah sakit.. Bukan trauma, tapi ya seperti itulah salah satu doa yang selalu kupanjatkan pada Allah SWT: nikmat kesehatan.
Then, yang dapat saya ambil dari sini: belanja online itu emang menguntungkan (dalam hal kepraktisan/ efisiensi waktu), tapi kalau urusan sepatu olahraga gini.. mending beli di toko langsung aja deh. Walau harganya mungkin lebih mahal, tapi ada untungnya bisa langsung coba dan pilih yang nyaman. Sepatu yang tidak sesuai terbukti jadi salah satu faktor yang memungkinkan cedera fatal dalam olahraga. Olahraga itu tujuannya biar tubuh jadi sehat, eh kok malah jadi sakit.. berabe kan….
Nah, begitulah..