Gerimis menyambut saat roda bus yang kami tumpangi mulai melaju di daratan pulau Lombok. Awan di atas menyiratkan akan ada tumpahan air yang lebih besar lagi. Benar saja, tak butuh waktu lama hingga hujan turun dengan derasnya. Kami cukup menikmati perjalanan di bus selama 1 jam dari pelabuhan Lembar ke Kota Mataram, memandang hijaunya bumi Lombok, sampai akhirnya tiba di terminal Mandalika, Mataram.

Kami turun dari bus di tengah hujan deras. Setelah meneduhkan barang di sebuah warung, pemandangan yang biasa itu datang lagi: didatangi banyak calo. Well, kali ini kami ada yang jemput. Yakni om-nya salah satu rekan saya dalam rombongan BackpackersTelkom ini. Segera setelah makanan terbungkus dan terbayar, kami masuk ke dalam mobil Xenia beliau. Omnya rekan saya di bangku kemudi dan total 9 orang backpacker yang membawa barang cukup besar sehingga kami mesti berhimpit-himpitan dalam mobil. Tahfafa, perjalanan dari terminal ke rumah beliau di Jalan Industri (kecamatan Ampenan) tak begitu jauh.

Yeah, tiba juga di tempat istirahat di kota tujuan setelah hampir 32 jam kami berada dalam perjalanan. Fyuh, pegal dan capek rasanya. Tapi sebelum merebahkan badan, mandi dulu lah.. Maklum selama perjalanan mana sempat mampir mandi. Selepas mandi, sholat jama’ dhuhur-ashar dan makan makanan yang dibeli di terminal Mandalika, badan kembali segar, walau tetap perlu sedikit rebahan. Alhamdulillah dari kondisi 10% sudah lumayan fresh jadi 80%. Waktu berikutnya kami gunakan untuk merapikan itinerary perjalanan berdasar kondisi terkini saat itu dan istirahat sejenak.

(diskusi backpacker merapikan itinerary perjalanan)

Malam hari, selepas istirahat dan sholat jama’ Maghrib-Isya, kami bersiap untuk keliling kota Mataram. Menikmati “Mataram Malam” dan mencicipi kuliner tersohor khas sini: Ayam Taliwang. Dengan mobil Xenia tadi dan bantuan GPS di Galaxy Tab, kami bersiap keliling Mataram malam-malam tanpa pernah tau jalan-jalan kota sana sebelumnya.

Hmm.. karena Ampenan itu kecamatan paling barat di Mataram, yang artinya langsung menuju Pantai Senggigi, maka kami putuskan untuk merasakan suasana malam di sekitar pantai Senggigi dulu. Niatnya sih cari jagung bakar dan kuliner ayam taliwang di daerah dekat sana. Oke, jalanan cukup halus sepanjang kurang lebih 8 km dilalui, diiringi gerimis yang mulai turun lagi. Menurut informasi, lokasi jagung bakaran dan tempat yang selalu ramai di malam hari ada di sekitar hotel Sheraton, tapi berhubung kami kurang sabar untuk terus mencari sebelum sampai daerah yang dimaksud, ga ketemu deh tempat jagung bakarnya plus tak mendapati rumah makan khusus ayam taliwang. Sudah putar balik, dan yup, mari mencari di kota Mataram.

Suasana ibukota provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) di malam hari sangatlah tenang (kalo tidak bisa dikatakan sangat sepi). Temaram lampu jalanan dan rintik hujan memberikan damai. Sebuah hati yang pemiliknya duduk balik kaca mobil bergumam, seharusnya suasana seperti ini dinikmati bersama gandengan (halah.. preet..).

Tak butuh waktu lama bagi kami untuk menemukan warung Ayam Taliwang di kota Mataram. Tepatnya di jalan Yos Sudarso kami mendapatinya. Yeah, saatnya untuk wisata kuliner: Ayam Bakar Taliwang!!

  

Ayam Taliwang tak dipungkiri merupakan Citarasa Nusantara yang sangat khas Lombok. Tak sempurna berwisata ke sini kalau belum menikmati juga kuliner ayam taliwang, makanya jelas kami sempatkan untuk mencoba ayam taliwang yang asli bikinan orang Mataram. Denger-denger, menu lezat ini dinamai berdasar kampung Karang Taliwang, kecamatan Cakranegara, kota Mataram. Ayam berbumbu disajikan secara utuh, tapi ga usah khawatir ga habis karena dari ayam wonderkid (ayam muda maksudnya, bukan ayam yg sudah besar, ukurannya hampir sama dengan burung puyuh). Ukuran ayam boleh cukup mungil, tapi citarasa bumbu pedasnya.. wow.. sama sekali ga mungil. Great. Nendang banget. Resapan bumbu pedas dan bumbu sedikit manis (sambal terong dan kuah sambal apa ya) memberi rasa yang sangat unik, sangat lezat. Benar-benar citarasa yang memanjakan. MAKNYUZZZ…

Puas deh bermalam hari di kota Mataram, mari beristirahat dan esok hari akan ada hari yang lebih fantastis di pantai-pantai eksotis pulau Lombok..

***NOTE***

biaya selama perjalanan ini:

  • makan siang/sore di terminal Mandalika (nasi+ayam+sayur) : 8.000
  • wisata kuliner ayam bakar taliwang (nasi+ayam taliwang+es teh manis) : 26.000

tips selama perjalanan ini:

  • Mataram merupakan kota dengan fasilitas (akomodasi, transport,dll) terlengkap di Lombok. Sebisa mungkin sampailah di Mataram saat matahari masih bersinar, sangat membantu untuk mencari akomodasi, sewa transport, dan mengurus berbagai kebutuhan lain.
  • Hubungi saudara atau rekan backpacker untuk mencari akomodasi dan transport dengan biaya terjangkau di Mataram
  • Cek prakiraan cuaca dan kondisi terkini lainnya di Mataram, biasanya info kota itu cukup mewakili keseluruhan Lombok. Tata lagi itinerary (rencana perjalanan) dengan menyesuaikan kondisi terkait.
  • Sempatkan untuk menikmati malam di Mataram dan tentu saja: wisata kuliner Ayam Taliwang 🙂

***

(to be continued)

2 pemikiran pada “Jejak Lombok 4: Ayam Taliwang

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s