Ketika saya menulis judul postingan seperti di atas, apa yang teman-teman harapkan untuk baca? Cerita petualangan lagi seperti seri backpacker Lombok? Atau deskripsi superlatif mengenai keindahan alam? Atau apa? Hmm.. Percaya atau tidak, sebenarnya judul postingan di atas mau saya pakai untuk baris pertama puisi atau mungkin juga prosa, mengenai CINTA. Saya sedang jatuh cinta? Entahlah. Nyatanya, cinta memang sulit dideskripsikan. Tulisan yang niatnya saya tujukan tentang itu pun jadi berjalan ngalor ngidul dan terpaksa tertunda. Berganti dengan bahasan lain, yang akan segera teman-teman baca 🙂
Jika teman-teman pernah membaca sedikit deskripsi diri saya pada Page “About This Blogger“, pasti tahu kalo saya lahir di sebuah desa di Klaten, desa yang damai, dikelilingi sawah yang mengizinkan saya menghirup segarnya udara dan indahnya alam. Bukan hanya hijaunya sawah dan dedaunan yang memberikan keindahan, karena hampir di 4 penjuru utama mata angin saya juga bisa menikmati indahnya gunung.
Dimulai dari datangnya cahaya, beberapa saat selepas subuh matahari menggeliat dari arah timur, dari belakang Gunung Lawu. Gradasi warna yang mengagumkan membuka mata untuk memulai hari dengan lebih baik. Menarik saat menyaksikan sang warna membalut syahdu Gunung Lawu dan pohon randu.
Beralih dari timur menuju selatan. Tak lain tak bukan di sana adalah tanah asal ayah saya, Gunung Kidul. Pernah saya ceritakan alam menakjubkan di sana dalam postingan sebelumnya (buka link ini kalau mau baca). Beberapa gunung berjejer di sebelah selatan sana. Tidak membentuk struktur yang rapi (karena jaraknya memang paling dekat), tapi tetap mengesankan kekokohannya.
Matahari meninggi, dan ia memberi kesempatan panjang untuk mengagumi dua sohib megah di arah barat sana. Yuph, alihkan pandangan ke barat, dan di sana dua sahabat nan perkasa itu berdiri. Dua sohib itu tak lain tak bukan Gunung Merapi dan Gunung Merbabu. Kepulan asap muncul dari sang Merapi, ia masyhur sebagai gunung berapi teraktif di Indonesia. Ya, kawan! Ia adalah gunung aktivis tersibuk di nusantara ini! Sementara Merapi terkesan angkuh dan terus mengeluarkan mengepulkan asap, sang Merbabu selalu setia menemani sambil bermain awan. Satunya seperti Sherlock Holmes yang sombong tapi luar biasa hebat, satunya lagi seperti dr.John Watson yang kalem dan setia. Persahabatan dua gunung yang selalu elok dipandang dan dinikmati dari jauh.
Timur-Selatan-Barat, dengan mudah terlihat pemandangan megah gunung-gunung. Tapi tidak dengan utara. Bukan karena ada bangunan besar yang menghalangi, tapi karena dari arah utara, memang tidak ada gunung. Serasa tidak lengkap? Hmm.. tidak juga. Dalam peta, utara selalu tertulis dan menunjuk ke arah atas. Bahkan hampir semua peta hanya menampilkan utara sebagai tujuan anak panah. Maka inilah yang membuat sudut pandang yang lengkap, dengan hikmah yang sangat bagus.
Anggaplah utara adalah tujuan, maka di tempat saya lahir dan dibesarkan, arah itu terlihat datar, luas, bisa dikatakan lurus (tak ada gunung atau bukit yang mencolok). Sementara dari 3 arah utama lainnya, saya diiringi oleh jajaran megah gunung. Seperti menyiratkan maksud, memandang dan melangkah ke depan menuju tujuan itu harus lurus (jujur, dalam cara yang baik, optimis, positif). Sementara saat memandang ke belakang (ke masa lalu kita, atau kepada orang yang nasibnya tidak seberuntung kita) maka semestinya itu bisa menjadi pelajaran, menjadi backup pembentukan pribadi yang kokoh layaknya gunung. Sementara di samping kanan kiri, lihatlah teman-teman kita yang selalu mendampingi. Mereka pun adalah penyokong yang tak kalah hebatnya dibanding gunung.
Well, analogi yang terkesan absurd, tapi menurut saya justru sebaliknya. Ini asyik dan memberi hikmah. Alam yang terhampar di sekeliling kita begitu indah, dan menganalogikannya cukup mampu memberi kesejukan pada hati dan jiwa.
Subhanallah.. Maha Suci Allah..
Wikipedia: It forms the word planet by adding pla to the.net extension, in a method similar to sites such as del.icio.us and http://www.overco.at. →
Semoga bs sll ambil pelajaran. Kunantikan tulisan2 berikutnya.