The Power of Giving: Sedekah

Frasa dalam bahasa Inggris seperti tertulis di judul tentu bukan hal asing bagi kita. Saya yakin kita sama-sama sudah membaca atau mendengar tentang dahsyatnya “kekuatan memberi”. Teorinya, dengan banyak memberi, apa yang bakal kita terima  justru bisa beberapa kali lebih besar. Secara langsung maupun (seringnya) secara tidak langsung.

Memberi bisa dalam banyak bentuk. Mulai dari senyuman, pengetahuan, cinta ataupun materi. Di postingan ini, saya mau sedikit bahas yang berkaitan dengan materi deh, konteksnya yakni infaq/sedekah. Baru dapat pengalaman yang menggugah nih hari Jum’at kemarin 🙂

Hari Jum’at, terutama bagi umat muslim, merupakan hari yang sangat mulia. Kalau kemuliaan itu cukup identik dengan ibadah sholat Jum’at, yah kita sama-sama sudah tahu. Tapi ada fakta menggelitik ni yang jadi salah satu alasan kenapa hari Jum’at itu mulia: inilah (kemungkinan besar) satu-satunya hari dalam seminggu di mana kita ingat untuk sedekah. Setuju dengan saya, atau mau membantah? Hmm.. saya akan senang kalau teman-teman membantah, dalam hal ini karena Anda senantiasa ingat sedekah dan melaksanakannya saban hari. Yuph, setiap hari. Well, entah mengapa sepertinya banyak pembaca yang senyum-senyum sepakat dengan saya kalau ingat sedekah (materi) hanya di hari Jum’at. Itu pun belum tentu konkret kan? Haha.. Baca Selengkapnya

Menikmati Tiket Promo Kereta Api Eksekutif

Tepat seminggu yang lalu, saya baru saja merasakan kembali naek kereta api gerbong eksekutif. Tak tanggung-tanggung, Bandung-Solo PP!! Hoho..

Apakah ekonomi saya mulai membaik? Atau hanya lagi pengen aja? Hmm.. sebelumnya emang saya selalu kepikiran naek kereta api bisnis sih, bukan eksekutif. Lebih oke secara prinsip ekonomi, harga lebih terjangkau dengan efisiensi waktu yang sama. Tapi kali ini pikiran saya berubah. Kenapa?

Tak lain tak bukan karena ada tiket promo di eksekutif! Yuhuy.. Ketahuilah, harga tiket promo eksekutif bahkan kurang dari 50% harga tiket bisnis! Percaya ga tuh? Harus percaya.. Manajemen PT.Kereta Api Indonesia (KAI) mulai 1 Maret 2012 memberlakukan kebijakan tiap 1 gerbong eksekutif ada 1 tiket promo. Langkah yang menurut saya cukup brilian, karena daripada kosong (terutama weekdays) kan mending terjual (walau dengan harga miring). Nah, untuk mengimbangi kebrilianan PT KAI (halah), saya pun membantu dengan melariskan tiket promo itu.. Hehe,,,

Karena tujuan perjalanan saya adalah Bandung-Solo PP, maka kereta api yang menjadi pilihan adalah KA Lodaya. KA Lodaya ini terdiri dari 2 gerbong eksekutif dan 4 gerbong bisnis. So, dilihat dari jumlah gerbong eksekutif, tersedia 2 tiket promo. Peluang untuk dapet cukup kecil. Terlebih saat kita overexcited pada sesuatu berbau “promo”, ada kondisi overworried kalau-kalau setelah kata promo ada tanda * kecil (syarat dan ketentuan berlaku….fffuuu…). Tapi coba hunting dulu lah ya.. Baca Selengkapnya

Senandung Sebelum Subuh

Ketika akan mencari kosan, syarat pertama yang selalu diwanti-wanti oleh orang tua saya adalah dekat dengan masjid. Rumah saya (rumah ortu saya maksudnya) sendiri juga sangat dekat dengan masjid. Rumah kakek nenek saya di Klaten juga sangat dekat dengan masjid, rumah kakek nenek saya di Gunungkidul juga begitu. Praktis, dalam keluarga besar, sepertinya tidak ada yang jarak rumah dengan masjid lebih dari 100 meter (ini jarak yang dengan jalan kaki pun sangat tidak melelahkan). Alhamdulillah, saya dapat kosan pertama di Bandung berjarak hanya 2 meter dari masjid (hanya terpisah selebar gang tikus), sedang kos kedua –yang saya tempati sampai sekarang– berjarak 10 meter (terpisah 2 rumah).

Kenapa harus dekat masjid? Masjid adalah rumah Allah SWT. Masjid adalah tempat jamaah hamba Allah berbondong-bondong beribadah. Masjid yang makmur akan memancarkan energi positif yang besar ke lingkungannya sehingga insan-insan yang terkena lingkupnya bakal cenderung bertingkah laku positif. Insya Allah seperti itu. Dan salah satu manfaat yang paling terasa dari punya kosan/rumah dekat masjid jelas saat berada di masa sebelum cahaya. Masa sebelum cahaya, apakah itu? Baca Selengkapnya

Hey Edelweis

Hey edelweis, seindah apakah engkau?

Orang-orang membicarakan segala kelebihanmu. Kata mereka, engkau bunga cantik nan abadi. Aku sendiri jarang mendengarkan kata-kata orang. Tapi entah mengapa kali ini hati kecilnya justru menggumamkan bahwa engkau lebih indah dari yang mereka bicarakan. Aneh.

Hey edelweis, apakah engkau di puncak sana?

Ah, megahnya gunung ini.. Rasa lelah sudah melandaku bahkan saat ini aku baru sampai lerengnya. Ingin rasanya aku berhenti saja mendakinya.. Ya, aku akan berhenti kalau saja pertanyaan tentangmu hey edelweis, dan juga bayangan indah matahari di puncak sana tak merasuki lagi pikiranku. Baca Selengkapnya