0, 1 dan 2

Dari kecil, saya punya ketertarikan yang tinggi pada angka. Walaupun ga jago, saya demen dengan pelajaran yang namanya matematika. Sewaktu sekolah dasar dan menengah, jika ada tumpukan LKS (Lembar Kerja Siswa) yang mesti dikerjakan, pertama kali yang saya ambil dan kerjakan sampai halaman terakhir jelas LKS ma… hoho..

Kayaknya jadi agak freak ya kalau kalimat tadi dilanjutkan. Okee.. sebenarnya saya ga ngerjain tu LKS. Saya malah buka komputer, ngegame yang simpel-simpel aja cem Go Figure! (di compy jadul, itu masuk game Entertainment Pack Four..haha), terus sampe sekarang pun masih demen maen game numerik cem Minesweeper. Kalau ga ada kompi ya kadang maen Sadako.. eh, maenan puzzle angka itu apa namanya??

Intinya.. saya demen utak-atik angka.

Nah, kadang di kala geje (kondisi ga jelas) saya sering mencari-cari hal-hal yang secara kebetulan kok angkanya berkaitan. Sok ber-anagram ria dengan angka. Salah satunya sesuai dengan judul: 0, 1, dan 2.

Apa saja keunikan yang muncul (tentunya terkait dengan diri saya) saat mengutak-atik angka tersebut? check this out!

  • 1-0-2. Seratus dua. Itulah nomer sekolah SD saya, tempat saya mulai resmi mengenal sekolah sebagai tempat belajar (TK cuma tempat bermain sih..). Di lingkungan SD nan bersahaja di pinggiran kota Solo itulah, saya mulai senang belajar (auwaaah..)
  • 012. Dua belas. Umur di mana saya pertama kali sadar kalau saya bisa punya rasa juga sama lawan jenis #eh. Oke, ini supergeje. Tinggalkan.
  • 10-2. Sepuluh dua. Kelas saat masuk SMA. Kelas full of memories, tempat saya bertemu salah satu sahabat terbaik saya. One of the best ever. Dan karenanya, saya mulai berani bermimpi dan merasa bisa mewujudkan mimpi tersebut 🙂
  • 2-0-2; 1. Dua ratus dua di tingkat 1. Itulah NIM saya sewaktu memulai perkuliahan di ITB, tepatnya 16508-202.
  • 0-1-2. Nol, satu, kemudian dua. Inilah tingkatan pagerank yang pernah dilewati oleh blog ini. Dari sama sekali ga terindeks mesin pencari, terus berjuang sampai punya pagerank 0. Lalu lanjut ke 1 dan sekarang 2. Not great, but not too bad..

Bentar.. bentar..

Adakah yang merasa bahwa angka-angka di atas terlalu dipaksakan?? Tunjuk tangan ya kalau itu tadi mekso

Wah! Banyak amat yang tunjuk tangan. Aampuun… hahaha…

Tapi kawan,, yang sebenarnya tercipta dari angka tersebut adalah susunan berikut

20 – 10 – 20 12

Istimewanya?

Bukan sesuatu hal yang superspesial. Tapi setidaknya itu bersejarah bagi saya. Karena di TANGGAL itu saya WISUDA…

Oke. Tak perlu bilang WOW.. ga ngarep gitu jugaaa. Karena semuanya kembali 0, 1 dan 2..

0– Titik Nol. Dari hari itulah real world atau dunia sebenarnya mulai terbentang di depan. Dunia superkeras yang menanti untuk ditaklukkan. Hidup, baru saja dimulai

1– Satu pribadi yang utuh. Sudah bukan kewajiban atau tanggungan orang tua lagi kalau sudah wisuda. Adalah pilihan diri sendiri apakah satu diri ini akan menjadi satu lagi tambahan beban negara, atau sebaliknya calon problem solver bangsa.

2– Angka yang dibentuk oleh dua jari tangan ketika merayakan kemenangan (huruf V untuk victory). Yuph, ilmu dan karakter sudah didapat selama proses perkuliahan. Tentunya itu bekal untuk meraih kemenangan sejati: ridho Allah, kebahagiaan dunia dan akhirat.

Semuanya.. kembali tentang 0,1 dan 2

Alhamdulillah Wisuda

Alhamdulillahirabbil ‘alamiin…

Sungguh setelah sekian lama tidak menulis dan kembali ingin berbagi, hanya kalimat di ataslah yang terngiang di kepala saya. Segala puji dan syukur kepada Rabb Semesta Alam atas karunia-Nya yang sungguh besar.

Alhamdulillahirabbil ‘alamiin…

Setelah 4 tahun masa perjuangan di kampus ITB Ganesha, akhirnya sebuah gelar resmi tersemat di belakang nama saya. Gelar yang terlihat sederhana tapi sebenarnya punya tanggungan yang luar biasa besar. Karena itu, sebelum saya mulai menyibukkan diri untuk menanggung beban itu, izinkanlah postingan pertama selepas vakum ini dikarpetmerahkan untuk rasa syukur..

 

Alhamdulillah… saya wisuda!!