Bercerita lagii.. berhubung winter break telah tiba dan banyak cerita travelling yang belum sempat tertuliskan di blog! :v
Empat hari kemarin saya baru saja jalan-jalan menuju ke ibukota pariwisata dunia, Paris. Untuk beribu alasan mengapa sekali seumur hidup kita mesti pernah berkunjung ke Paris ga usah ditulis kan ya (kepanjangan, atau di lain tulisan saja.. hehe). Berhubung saya kuliah di sebuah kecamatan bernama Leiden (punten lovely Leiden, emang terlalu kecil untuk disebut ‘kota’ sih.. hihi) jadi mau tak mau harus ke kota dulu, Amsterdam atau Den Haag, sebelum memulai perjalanan ke Bandung van Prancis (kok dibalik jadi garing istilahnya ya, padahal Bandung gradenya naik dengan menyandang julukan Paris van Java :D)
Banyak cara menuju Paris, bisa dengan coach (bus untuk perjalanan jarak jauh antarnegara), kereta, atau pesawat. Link lengkap opsi transport Amsterdam-Paris bisa dibuka di link ini. Dalam tulisan ini, saya bakal review tentang salah satu opsi transport, Eurolines. Dengan opsi ini, kita bisa keliling Eropa dengan harga yang murah meriah cem cireng dan bala-bala (aduh, ga segitunya juga kali.. bikin analogi malah ketauan kangen jajanan tanah air).
Oke mari kita kupas satu per satu brand aliansi 29 co-operate coach company yang armadanya mencakup hampir seluruh Europe ini. Terlebih Amsterdam merupakan opsi paling populer untuk masuk Eropa (banyak pilihan penerbangan) dan Paris adalah opsi wisata paling masyhur di dunia, semoga catatan kecil sebuah perjalanan ini bisa membantu teman-teman 🙂
Harga dan Booking
Naik Eurolines itu cocok buat traveller yang budget minded, biasanya sih mahasiswa atau backpacker yang kantongnya limited (salah satunya saya). Harganya terjangkau, apalagi kalau booking dari jauh hari (harga tiketnya fluktuatif). Apakah otomatis harganya lebih murah dari kereta dan pesawat? Belum tentu, mengingat tanggal booking, one way/PP, amal baik dan harga promo menentukan mahal atau murahnya moda transport yang bisa dipesan online. Tapi most likely, emang iya naek bus Eurolines lebih terjangkau. Normalnya, 35 euro untuk sekali jalan Amsterdam-Paris (70 euro pp). Kemarin saya dapat lumayan miring, 57 euro pp karena booking 2 minggu sebelum berangkat (kalau book sebulan sebelum bisa jadi lebih murah lagi, tapi mana sempet, banyak assignment kuliah :D).
Di balik murah dan simple nya online booking di Eurolines, bersiaplah untuk satu hal unexpected : sudah book dan bayar, tapi dialihkan ke jadwal lain dengan alasan jadwal yang kita book udah full!
Kok bisa? Yah entahlah, ada error di sistem onlinenya Eurolines sehingga calon penumpang masi bisa book walau sebenarnya kapasitas kursi udah penuh. ‘Hebat’nya, saya pernah baca review kejadian yang sama di taun 2011 dan 2012. Dengan kata lain, udah 3 taun dan kasus seperti ini belum solved. Menarik bukan? :v
Atas alasan di atas, group saya pun terpaksa berangkat dan pulang dalam 2 kloter. Alhamdulillahnya, kami dapat telpon pemberitahuan 4 hari sebelum berangkat jadi masih bisa prepare. Nah kalau kita miss info (misal kebiasaan males ngangkat telpon kalau nomer belum tersimpan di contacts), bisa-bisa berkeluh kesah komplain penuh drama di kantor Eurolines.
Emang sih perjalanan selalu terasa lebih unyu dan menarik kalau penuh drama, tapi kalau saya pribadi bakal menghindari munculnya drama di awal perjalanan.. 😉
Start – Transit – End Point
Per Desember 2014, titik awal perjalanan Eurolines Amsterdam-Paris dimulai dari Duivendrecht, satu kecamatan di pinggiran Amsterdam yang bisa dijangkau dengan mudah dengan kereta (sprinter/intercity) jurusan Utrecht Centraal, atau bisa dicek dari app 9292.nl. Kalau dari Leiden, bisa ditempuh hanya 30 menit perjalanan. Sesampai di stasiun, tinggal turun ke bawah mengikuti papan petunjuk, kantor Eurolines pas di seberang stasiun Duivendrecht. Check-in diharapkan 1 jam sebelum, jadi spare enough time ya biar ga drama (lebay, cem dikit dikit drama). Print e-ticket yang sudah kita terima dan serahkan ke petugas untuk ditukar dengan luggage tag. Karena terbiasa dengan print bolak balik (mode hemat kertas khas printer universitas di Belanda), e-ticket pulang Paris-Amsterdam jadi “tersita” deh. Which means, kalo nge-print e-ticket jangan bolak-balik. Males kalo mesti cari printer di Paris (hint: kalo sampai kelupaan print, di Eurolines Gallieni Paris bisa). Bukannya bisa tunjukkin email aja? Eits, kembali ke poin awal, hindari drama di awal perjalanan :))
Rute dimulai dari Duivendrecht, menyusuri highway di pinggir kota Utrecht, Breda (Belanda), Antwerp, Brussels (Belgia), Lille sebelum akhirnya sampai di Paris (Prancis). Per 2 jam, bus akan berhenti di SPBU atau kantor Eurolines. Kita diberi waktu 5-25 menit untuk grab some snacks atau ke toilet. Akan lebih baik jika bawa bekal dari awal, mengingat terbatasnya waktu transit dan ga kalah terbatasnya, pilihan makanan di tempat transit.
Oya, trio ibukota Belanda-Belgia-Prancis yang disinggahi Eurolines semuanya terhubung dengan moda transport lain (baca: kereta/metro) sehingga kita bisa segera menuju pusat kota sesampai di sana.
Lama Perjalanan dan View
Perjalanan Amsterdam-Paris berkisar antara 7-9 jam perjalanan, disesuaikan dengan trafik kedatangan di tempat tujuan. Jika kita berangkat pagi jam 8, perjalanan hanya 7 jam karena diperkirakan trafik Paris belum padat di jam 15. Jadwal keberangkatan setelahnya, perjalanan jadi 8 jam (trafik sore Paris jam pulang kantor). So, berangkat pagi (sebelum jam 9) atau malam (setelah jam 17) bakal dapat waktu perjalanan paling pendek (7 jam).
Selama perjalanan, entah kenapa, ga ada pemeriksaan paspor sama sekali. Berharap sebaliknya, pengen koleksi cap imigrasi tiap negara padahal.. Huhu.. Yowes deh..
Nah, berikutnya hal menarik yang ditunggu-tunggu. Gimana si view sepanjang perjalanan? Liat bangunan nan megah dan artistik kan? atau peternakan nan hijau? kota yang rapi teratur?
Hmm.. seperti kata orang bijak : “ngarep apaaa….” hahaha
Dari awal sampai akhir hampir selalu di highway, jadi ya gitu-gitu aja viewnya. Mungkin sedikit fresh saat masuk kota Brussels dan Paris, sambil menikmati unyunya hujan salju, sebagaimana yang saya alami di Brussels. Yang jelas, selalu aktifkan “always enjoy no matter what” mode, perjalanan tanpa pemandangan yang memukau pun tetap bisa dinikmati. Tujuh atau delapan jam perjalanan ga kerasa kok.. kecuali rasa laper (itu namanya kerasa juga -_-)
Fasilitas
Sebagai market leader untuk urusan bus di Europe, fasilitas di Eurolines bisa dibilang memadai. Bus eksekutif AC dengan kursi dan jarak antarkursi yang nyaman. Wifi ada, tanpa password, kuenceng pula (54 Mbps download speed, waktu saya coba). Tapi fasilitas Wifi termasuk salah satu yang untung-untungan (waktu Amsterdam-Paris dapet, waktu pulang ke Amsterdam kaga ada -_-).
Toilet pun tersedia. Lucunya, karena terbiasa dengan bus Indonesia yang toilet terletak di belakang, saya mengira ini bus ga punya fasilitas toilet. Piye toh? How come? Perjalanan antarnegera 7-9 jam!
Usut punya usut, ternyata toiletnya terletak di tengah (diset sedemikian rupa di bawah kursi, dekat pintu keluar tengah). Sempit sih, tapi bersih. Dan itu baru nyadar waktu perjalanan pulang Paris-Amsterdam, waktu berangkat ga nyadar karena duduk di depan dan asa ga liat ada toilet. Emang yah, terkadang kita kurang peka dan suka ngejudge ga ada, padahal sebenarnya si dia selalu ada untuk kita (apa sih ini, ngomongin toilet woy!)
**
Yuph, begitulah catatan kecil sebuah perjalanan travelling murah dengan Eurolines Amsterdam-Paris.
Ada yang tertarik mencoba opsi transport inikah?
Atau langsung boro-boro dicoret dari daftar pilihan transportnya?
Ahaha..
Monggo bisa disesuaikan dengan preference pribadi masing-masing. Boleh dibilang sih Eurolines cocoknya buat yang : budget oriented (kantong cekak), spare waktu lumayan banyak, dan tentunya sudah punya fitur selalu bisa menikmati perjalanan di dalam raganya (auwah..)
Enjoy Europe! Enjoy Travelling!
Wah, enak ya. Mau dong diajak jalan-jalan.
mau tanya eurolines jurusan paris ke amterdam, kursinya reclining ga yah ? makasih