Minggu ini saya naik kereta lagi, setelah sekian lama. Pandemi oh pandemi ya. Padahal kereta ini adalah moda transportasi yang paling sering saya naiki, terutama untuk perkara mudik.

Saat kuliah dulu, saya hampir selalu mudik dengan kereta. Saat sudah bekerja pun, naik kereta tetap jadi pilihan. Pun kala harus PP jelang lahiran anak selama sekitar 4 bulan, selalu juga naik kereta. Pokoknya anker (anak kereta) banget lah saya.. hehe..

Kenapa ya kereta jadi transportasi favorit buat saya bahkan saat harga pesawat sekarang sudah cukup terjangkau?

Mungkin karena jam berangkatnya bisa malem banget jadi bisa santai dulu sorenya, dan tinggal tidur saat di dalam kereta. Bisa jadi juga karena waktu tempuh ke stasiun relatif lebih pendek dibanding ke bandara, plus check in nya ga ribet. Kadang pula obrolan random di dalam kereta, baik dari kalangan bawah, menengah maupun atas, cukup seru dan insightful (saya hampir tidak pernah ngobrol dengan orang random di pesawat karena durasinya terlalu singkat).

Tapi semenjak pandemi, tentu banyak hal termasuk mudik jadi mesti ditunda dulu. Perjalanan berkereta pun harus dikesampingkan untuk beberapa waktu. Dan setelah hampir setahun tidak berkereta, cukup banyak yang sudah berubah ya, terutama menyesuaikan kondisi pandemi. Sebelum berangkat mesti tes antigen/genose, saat berangkat diberi face shield, bangku sebelah jadi kosong, dan availability jadwal kereta juga dibatasi.

Menariknya, dari mudik kemarin saya jadi sadar ada satu hal yang konstan.

Satu hal yang selalu membuncahkan perasaan dan salah satu hal paling indah dalam mudik.

Apa itu?

Tak lain saat ku berjalan di pintu keluar, disambut senyum ibu & bapak yang datang menjemput.

How beautiful. Subhanallah.

Bekasi, 3 April 2021

Note: Ditulis sebagai tulisan kesepuluh untuk belajar ikhlas dan berpikir positif. Untuk Ibunda tercinta.

2 pemikiran pada “Kereta

  1. He333 ada sensasi tersendiri saat jemput. Meski tengah malam sekalipun selalu ikut dan pasti dtg lebih dulu dibanding penumpang kereta turun. Meski jamnya pasti, tetap nunggu setengah jam sebelumnya. Hahaha.

  2. Pengalaman perjalanan KA tengah malam sampe stasiun Balapan…masih was2 saat jemput je…ketiduran…babalas hingga Madiun…he..he

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s