Saya merebahkan diri dalam senyum. Kasur hotel terasa lebih nyaman dari sebelumnya, entah saya yang terlampau capek, atau karena hati yang sedang berbinar cerah. Sepuluh hari sudah saya menjalani “petualangan pendek” di satu negara nan luar biasa elok (Indonesia), di dua pulau terpadatnya (Jawa dan Sumatera), melibatkan 5 provinsi yang untuk bermalam di 8 kotanya (entah berapa puluh kota yang terlibat kalau tanpa melibatkan unsur “bermalam” karena hampir semua perjalanan saya tempuh via jalur darat ๐ )

Sebagaimana telah umum, travelling is good. Segala bentuk perjalanan itu bagus. Penuh makna, penuh vitamin buat mata dan hati. Tak terkecuali perjalanan 10 hari yang sangat melelahkan menyenangkan ini. Berikut the summary
Senin, 14 Oktober 2013 (Solo)
Mudik! Kalau biasanya mudik dilakukan menjelang hari raya Idul Fitri, kalau ini pas menjelang Idul Adha. Dengan adanya cuti bersama Idul Adha, terbentuklah “libur panjang” selama empat hari dari Sabtu-Selasa, sempet deh pulang dari Jakarta ke Solo.
Kegiatan di Solo.. ya sebagaimana anak yang berbakti (cieeh), jadi tukang ojek untuk Ibunda tercinta. Selain itu bersih-bersih rumah, maklum baru direnovasi, banyak debu. Rumah pun sementara hanya 1/3 bagian yang bisa dipakai. Tapi mau dalam bentuk gimana, rumah tetap aja istana terindah. Buktinya, saya mau dengan sepenuh hati menjaga keindahannya (bersih-bersih), ga seperti di hotel bintang lima, dikit-dikit telpon cleaning service. Hehe..
Terus terang kegiatan bersih-bersih rumah pernah terasa sangat menjemukan bagi saya. Banget. Tapi setelah beragam perjalanan, bertahun di tanah rantau, saya bisa merasakan bahwa kembali ke rumah (dan segala rupa kegiatan di dalamnya) itu selalu refreshing.
Bener deh kata Jason Mraz dalam “93 Million Miles” nya
Just know, that wherever you go, you can always come home
Kumandang takbir Idul Adha sayup-sayup masih terdengar saat saya mengistirahatkan tubuh di malam indah itu. Home sweet home.
Selasa, 15 Oktober 2013 (Uncertain)
Matahari sedang berkemas ke peraduannya kala kereta ekonomi Gaya Baru Malam Selatan mulai bergerak meninggalkan stasiun Jebres. Ular besi jurusan Surabaya-Jakarta ini bakal membawa saya kembali ke kerasnya ibukota selepas 2,5 hari rehat di rumah.
Sejenak saya teringat kejadian pagi harinya. Tepatnya saat acara penyembelihan hewan qurban di kampung saya. Lima ekor sapi siap untuk dimutilasi disembelih oleh warga sendiri, tanpa bantuan tukang jagal profesional. Begitulah ‘tradisi’ di kampung saya.ย Namanya juga amatir, tentu prosesnya agak lama. Tapi ga papa.. yah itung-itung olahraga (menekel sapi.. hehe) sambil menikmati suasana gotong royong.
Nah, di tahun ini, ada kejadian yang tidak biasa. Proses penyembelihan kurang lancar. Satu sapi lepas brooo! Warga pun pontang panting berusaha menangkap si sapi yang berlari liar (namanya makhluk, takut mati juga kan). Si sapi ga semudah itu tertangkap. Beliaunya bergerak kencang menuju ujung perumahan, sejauh mungkin dari kepungan warga. Dan klotaak.. Sebuah spion lepas karena tandukan si sapi galau. Naasnya, itu spion mobil ayah saya yang memang terparkir di ujung gang. Spion elektrik. Wew. Sapiiii…. -___-
Well, hari ini suasana Idul Adha. Suasana ikhlas dan berbagi. Jadi kami sekeluarga hanya tersenyum melihat pecahan spion. “Ga papa pak, pajak qurban” ujar saya ๐
Kereta GBM Selatan terus melaju. Malam ini saya bermalam di dalam kereta ekonomi, so entahlah dianggap bermalam di kota apa. Yang penting sampai Jakarta, esok pagi harus berangkat kerja.
Rabu, 16 Oktober 2013 (Jakarta)
Sampai di stasiun Pasar Senen Jakarta jam 02.30 dini hari, setengah jam berikutnya sudah sampai di kosan diantar oleh sopir kopaja P20. Masih ada cukup waktu untuk rebahan. Hari ini ke kantor untuk menyiapkan barang yang bakal dibawa ke pulau seberang. Sembilan perangkat dikirim via ekspedisi, empat perangkat hand carry.
Karena harus bawa-bawa perangkat ini, saya ga bisa PP kosan-kantor dengan sepeda motor seperti biasa. ‘Terpaksa’ berangkat dengan busway, pulang dengan taksi. Walhasil, sampai di kosan lagi cukup malam karena macetnya ibukota. Waktu untuk tidur harus segera dimanfaatkan, esok harus bangun dini hari agar perjalanan ke bandara aman, ga kena macet.
Kamis, 17 Oktober 2013 (Bangko)
Untuk pertama kalinya saya menginjakkan kaki di pulau Sumatera. Dan daerah pertama yang saya kunjungi itu adalah provinsi berplat nomer BH, Jambi. Ada pekerjaan di kota Bangko, masih 4-5 jam perjalanan dari kota Jambi. Baca Selengkapnya