Cerita KP berlanjut nih. Setelah dari tanggal 1-8 Juni saya menempati kantor Netre Jabar di Jalan Supratman, mulai hari Kamis 9 Juni saya bergabung dengan teman-teman di Telkom Lembong. Yeah. Pengalaman baru pun dimulai.
Dengan berpindah ke Lembong, ada beberapa keuntungan nih. Pertama, dapat ID Card Telkom, walaupun bertuliskan “PKL” tapi gapapa lah, jadi terlihat resmi. Secara kebetulan nomor kartunya 156 (hmm.. emang apa maksud nomor tersebut? Ada dweh..). Kemudian keuntungan kedua, masuknya jam 9. Hoho.. jadi masuknya lebih siang nih, kalau di Supratman kan saya sudah stand by semenjak jam 8. Ketiga, ruangannya kalau di Lembong tuh di NGN (New Generation Networks) Competence Centre. Di ruang tersebut, Wifinya dapat diakses bebas dengan kecepatan luar biasa (jauh lebih cepat dari speedy, youtube-an tanpa buffering), dan bisa mengamati langsung teknologi canggih terbaru yang dimiliki Telkom cem softswitch, teleconference, sampai IPTV. Jadi di ruang sini saya bisa kerja sambil ngenet dan nonton TV (hoho.. asyik ga tuh). Nah, kali ini mari kita mengenal sedikit dulu mengenai IPTV.
Apa sih IPTV?

IPTV adalah layanan pay TV yang dideliver-kan dengan media IP (Internet Protocol). Jadi tau kan singkatan IPTV, tak lain tak bukan ya Internet Protocol Television. Dalam mengembangkan layanan True Broadband, TELKOM menggunakan Home Gateway yang dihubungkan melalui Speedy, dalam men-deliver layanan IPTV. Kabarnya nih, keberadaan IPTV bakal jadi saingan utama atau bahkan menggeser para pelakon bisnis TV berlangganan (TV kabel maupun satelit). Melalui teknologi berbasis internet ini, satu kabel bisa untuk layanan pengiriman data berbentuk suara maupun video. Terlebih lagi, teknologi itu memanfaatkan jaringan kebel telepon yang sudah banyak tersambung di rumah-rumah konsumen. So, operator ngga perlu lagi membuat jaringan baru yang memakan biaya besar.
Mengapa dikembangin IPTV?
Yah, ini karena kebutuhan layanan telekomunikasi customer cenderung berubah dari hanya sekedar untuk berkomunikasi menjadi komunikasi dan hiburan (entertaintment), bahkan kini dan di masa yang akan datang komunikasi tidak hanya sekedar untuk berkomunikasi dan hiburan, tetapi sudah menjadi bagian dari gaya hidup (life style). Emang yang namanya telekomunikasi itu ga ada matinya ya! Nah, perubahan ini juga menuntut perkembangan kapasitas bandwidth baik up-stream maupun down-stream. Juga perubahan layanan dari penyedia jasa layanan telekomunikasi dari telecommunication provider menjadi integrated Service Provider.
Apa sih kelebihannya IPTV?

Kalau saya pribadi, untuk sementara kelebihannya ya bisa nonton TV di tempat kerja. Hehe.. Itu sangat umum yah. Oke, IPTV sebenarnya punya banyak kelebihan. Telkom aja investnya antara 50-100 Miliar, masak cuma untuk bikin layanan copo.
Then, Kita bisa liat kelebihannya dari fasilitas yang ditawarkan. Pertama, Video on Demand (VoD) Service. Layanan ini memberikan penyewaan konten video secara spesifik sesuai dengan pemesanan pelanggan. Kedua, Network Personal Video Recorder (NPVR). Layanan ini memungkinkan perekaman tayangan IPTV dan dapat di-schedule pada periode tertentu. Jadi kita bisa pause rewind dan bahkan record. Ga perlu khawatir kalau dini hari kelewatan menonton liukan Lionel Messi meluluhlantakkan tim lawan, ga sempat nonton Sule memimpin lawakan Opera Van Java, atau ketinggalan acara Kick Andy. Ga sabar nunggu highlight atau malah emang ga ada siaran replaynya, bisa langsung liat tuh. Apapun program acara favoritnya, bisa direkam dengan scheduling tertentu. Ketiga, Interactivity . Merupakan layanan yang memungkinkan pelanggan untuk mendapatkan konten interaktif IPTV. Dengan tambahan perangkat untuk layanan IPTV yang namanya Set Top Box (STB), yang berfungsi seperti decoder TV parabola, maka tayangan TV dapat dinikmati dari jarak jauh. Bisa diakses secara mobile tanpa harus berada di dalam rumah.
Lalu kelemahannya?
Sebagai layanan baru, so pasti berbagai kelemahan muncul. Yang pertama, dan sebenarnya untuk teknologi baru bisa tertebak sih masalahnya itu-itu aja, yakni masalah harga. Groovia TV, nama untuk IPTVnya Telkom, punya tarif yang bisa dibilang sasarannya untuk kelas menengah ke atas. Menurut info yang saya baca, biaya langganan paling murah paketnya Rp695.000 per bulan untuk 1 Mbps, lalu Rp1.045.000 untuk 2 Mbps, dan Rp1.745.000 untuk 3 Mbps. Mahal ga tuh? Tapi katanya sih bagi pelanggan speedy 1 Mbps cukup menambah Rp50.000 sudah bisa mendapatkan pelayanan Groovia TV dan menikmati 40 channel TV Hiburan. hmm.. sebenarnya bisa dipahami juga kalau background pengembangan teknologi ini untuk lifestyle, jadi emang ada unsur eksklusif. But, kalau Telkom menargetkan jutaan pelanggan dalam tahun-tahun mendatang, harusnya tarifnya lebih flat yah..
Kelemahan kedua, baru Jakarta yang bisa menikmati layanan ini. Setau saya malah baru Jakarta Selatan, entah sekarang sudah berkembang di seluruh Jakarta atau belum. Emang perlu kecermatan marketing dan teknis sih untuk teknologi baru gini. Oya, Bandung juga sudah bisa menikmati. Nih, saya nonton di kantor Telkom.. hehe.. Tentu saja ga bisa digeneralisir untuk kota Bandung ya.
**
Begitulah report kecil saya mengenai IPTV. Ditulis dengan sumber artikel Kompas dan Antara, artikel dari Netre Jabar, dan juga sempat liat barangnya langsung. Semoga saja teknologi baru ini terus berkembang, dan ke depannya bisa memberi kemanfaatan berarti bagi Indonesia tercinta. Maju terus teknologi telekomunikasi Indonesia!