Malam 7 Ramadhan, sholat tarawih di Masjid Salman lagi.. Sudah menjadi agenda tiap malam ganjil Ramadhan kali ini. Sebenarnya terpikir untuk switch, hari ini sholat di masjid al-Hidayah (dekat kosan) dulu, kemudian besok hari Ahad 7 September baru ke Salman karena khotib hari itu Menko Perekonomian Indonesia yang juga ketua Ikatan Alumni ITB, Pak Hatta Radjasa. Sudah sholat Isya di masjid Al-Hidayah, tapi kemudian terpikir untuk ke Salman lagi untuk tarawihnya. Kenapa? Kerenggangan shof (terlalu dan terlalu renggang) yang sampai saat ini selalu membuat saya heran dan selalu merindukan Salman. So, hari ini tarawih tetap di Salman. Switchnya baru hari Ahad-Senin. Ahad ke Salman untuk ikut khutbahnya Pak Hatta, Senin plan tarling ke Masjid At-Taqwa Gegerkalong.
Khotib untuk tarawih malam ini oke punya (dan kayaknya selalu begitu deh.. hehe), yakni Ustadz Aam Amiruddin, ketua pembina yayasan percikan iman yang juga narasumber acara dakwah di sejumlah TV swasta. Menarik sekali materi dan cara beliau menyampaikan materinya. Mantap!
**
Khutbah tarawih malam ini membahas mengenai kehidupan di dunia. Hidup adalah satu karunia yang sangat besar dari Allah SWT. Karena itu mutlak kita gunakan sebaik-baiknya sebagaimana janji kita sebelum berada di sini, yakni untuk beribadah kepada-Nya. Dan terus mengisi dengan amalan-amalan terbaik karena sesuai QS Al-Mulk: 2 berikut:
Dalam materi khutbah ini, khotib menjelaskan 4 hal pokok mengenai hidup:
1. Life is a process
Hidup merupakan sebuah proses. Jangan mengharapkan sesuatu yang instan di dunia. Pun akan keberhasilan. Berhasil merupakan wewenang Allah, berhasil merupakan “tugas” Allah. Sedangkan tugas kita adalah mengusahakan usaha-usaha terbaik. Menjadikan sebaik-baiknya diri kita. Membentuk mental AHSANU AMALA (yang terbaik amalnya)
2. Life is never flat
Hidup ga pernah datar-datar aja. Selalu ada tantangan, selalu ada cobaan. Ada kalanya kita berada di “atas”, dan ada kalanya pula kita terpuruk di “bawah”. Maka dari itu, mental orang mukmin mestinya membentuk batas atas dan batas bawah. Batas atasnya ketika kita mendapat nikmat yang menyenangkan, maka memperbanyak syukur. Bahwa nikmat tersebut merupakan milik Allah SWT. Sebaliknya kita sedang terpuruk, kita menjaga batas bawah dengan bersabar dan terus belajar dari pengalaman. Sebenar-benarnya belajar dari kesalahan sehingga seorang mukmin sudah semestinya tidak terperosok dalam lubang yang sama.
3. Life is choice
Hidup itu merupakan suatu pilihan. Dalam memilihnya, bebas saja kita mau memilih yang mana. Toh baik buruk kita sudah bisa menakar sendiri. Tetapi mesti diingat bahwa semua ada pertanggungjawabannya. Dan Allah SWT menghargai makhluk-Nya yang bisa menempatkan diri pada pilihan-pilihan terbaik. Salah satunya tertulis dalam QS Al-Mu’minun ayat 3 mengenai ciri orang mukmin “orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna”.
4. Life is temporary
Hidup ini hanya sesaat, Kawan. Semua yang hidup di dunia ini akan meninggal. Kita tak tahu kapan waktunya, karena itu waktu menjadi sangat berharga. Dan menjadi tugas kita untuk menjadikan diri kita, saat kita telah meninggal, menjadi pembicaraan yang baik-baik, bukan dipergunjingkan karena hal buruk. Kita mesti mengupayakan sehingga saat meninggal bisa dalam keadaan khusnul khotimah.
Demikian khutbah tarawih malam ini. Semoga kita bisa benar-benar bisa memanfaatkan hidup kita di dunia nan fana ini dengan sebaik-baiknya. Ahsanu amala…
Bismillahirrahmanirrahiim..