Kembali ke kesejukan Salman.. Subhanallah.. Sungguh saya tak bisa bayangkan bagaimana jadinya menghadapi pressure test TA dan Ramadhan tanpa adanya masjid kampus yang satu ini. Aura cahaya nan menentramkan membuat hati yang gundah gulana menjadi balanced lagi..
Malam tarawih 11 Ramadhan 1433 H kemarin, kebetulan sekali khotib tarawihnya ustadz Aam Amiruddin. Pembina Yayasan Percikan Iman yang juga banyak mengisi acara dakwah di TV swasta ini selalu menyajikan materi dan penyampaian yang sangat menarik. Betah lah kalo beliau membawakan khutbah. Mantap! (oya, saya sempat menulis juga khutbah beliau di Salman Ramadhan tahun lalu, cek di sini)
**
Khutbah tarawih kali ini dibuka dengan bunyi hadits berikut:
Rasulullah SAW pernah berkata, “Amal soleh yang kalian lakukan tidak bisa memasukkan kalian ke surga”. Lalu para sahabat bertanya: “Bagaimana dengan Engkau ya Rasulullah ?” Jawab Rasulullah SAW, “Amal sholeh saya pun tidak cukup”.
Dalam bahasa Arab, kata tidak yang dipakai di hadits ini adalah “lan” bukan “lam”. Apa bedanya “lan” dan “lam”? Seperti dikemukakan pak Aam.. “lam” itu berarti tidak akan tapi sifatnya sementara. Sedangkan “lan” artinya tidak akan untuk selamanya. Dengan kata lain hadits itu memaparkan bahwa Amal sholeh kita TIDAK AKAN PERNAH membuat kita masuk surga..
Menarik bukan?
Lalu buat apa donk ya kita memenuhi perintah agama untuk berbuat baik? Berarti salah nih kalau beramal sholeh? Bakal sia-sia juga kan?
Eits, tunggu dulu. Mari kita simak lanjutan hadits di atas
Lalu para sahabat kembali bertanya : “Kalau begitu dengan apa kita masuk surga?” . Nabi SAW kembali menjawab : “Kita dapat masuk surga hanya karena rahmat dan kebaikan Allah semata”.
See? Hanya Rahmat dan kebaikan Allah SWT saja lah yang bisa membuat kita masuk surga.Amal sholeh sesempurna apapun yang kita lakukan seumur hidup kita tidaklah sebanding dengan nikmat surga yang dijanjikan Allah. Surga itu hanyalah sebagian kecil dari rahmat Allah, kita masuk surga bukan karena amal soleh kita, tetapi karena rahmat Allah.
Misal nih misal, surga dan neraka itu ternyata tidak ada, orang yang beribadah hanya karena mengharap hadiah surga atau terhindar dari neraka pasti akan berhenti beribadah. Misal juga nih misal, bidadari surga itu juga tak ada, pada males-malesan juga donk ibadahnya. Beda halnya kalo niat kita semata karena mengharap ridho Allah.. Mau apapun nantinya yang diberikan oleh Allah SWT, kita akan terus beribadah. Syukur dan terima kasih karena kita memang cinta kepada-Nya..
Jadi, ga boleh nih ibadah untuk mengharap surga? Boleh koq..
Jadi, ga boleh nih ibadah untuk menghindari neraka? Boleh juga..
Jadi, ga boleh nih ibadah untuk mendapatkan banyak rezeki dunia? Ini juga boleh..
Tapi, itu tadi sangat basic. Paradigma tersebut mesti diupgrade jadi expert.. yang tak lain tak bukan niatnya mesti tulus mengharap ridho Allah. BERIBADAH KARENA MENGHARAP RAHMAT ALLAH. Apalagi di bulan Ramadhan ini, bulan menuju ketaqwaan. Yang punya target ibadah sunnah, shodaqoh, khatam mengaji, dll mari kita mulai sama-sama niatkan untuk diridhoi Allah SWT, bukan sekedar kejar setoran.
Nah, gimana sih agar kita bisa mendapatkan Rahmat Allah?
1. Jangan Lelah Melakukan yang Terbaik
Seringkali dalam menjalani hidup, kita merasa sudah mengerahkan segenap kemampuan tapi tetap saja hasil tak sesuai yang kita harapkan. Tapi itu bukan alasan untuk mundur beribadah. Wilayah/zona kita adalah Ikhtiar (memaksimalkan usaha), sedangkan Hasil itu sepenuhnya adalah Wilayah milik Allah SWT. Kita acap terlambat menyadari saja kalau nikmat yang diberikan Allah sudah sedemikian banyak. Pokoknya, jangan lelah melakukan semua pekerjaan sebaik mungkin! 🙂
2. Bingkai Hidup dengan Kekuatan Doa
Dalam QS Al-Mulk ayat 1 tertulis bahwa melimpahnya keberkahan dari sisi Allah yang di tangan-Nya lah segala kerajaan, Ia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Kita percaya bahwa kita hanya seorang hamba yang tiada punya daya dan kekuatan selain dari-Nya.. Kita percaya bahwa Allah Maha Kuasa, Maha Pemurah, Maha Pemberi.. karena itu sudah semestinya setiap waktu dalam hidup dibingkai dengan doa-doa pada-Nya
3. Yakini bahwa Hidup hanya Sementara
Dunia ini fana. Apalagi umur kita. Sangat terbatas. Umur biologis memang sudah ditentukan Allah SWT, tapi ada umur yang lebih penting, umur yang harus kita perjuangkan. Tak lain adalah umur amal sholeh. Kita bisa saja berumur biologis 70 tahun, tapi umur amal sholeh hanya 6 bulan (baru taubat di usia 69,5 tahun). Tentu kita akan meninggalkan dunia dalam keadaan rugi. Semestinya lah kita berusaha seawal mungkin konsisten beramal sholeh, membuat prestasi sehingga meninggalkan dunia dengan cerita bagus berupa amal-amal terbaik..
**
demikian khutbah malam ini. Khotib kembali berpesan untuk mengubah paradigma beribadah kita, paradigma beramal kita.. semuanya mesti semata diniatkan untuk mengharap ridho Allah.. mendapatkan rahmat Allah.. Amiin..
Bismillahirrahmanirrahiim..